Senin 21 Mar 2016 08:36 WIB

Batik Sampit Makin Diminati Masyarakat

Salah satu motif batik Sampit
Foto: eastkotawaringin
Salah satu motif batik Sampit

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Batik Sampit yang merupakan batik khas Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah semakin diminati masyarakat karena motifnya sangat menarik dan lebih mudah dikreasikan. "Semakin banyak yang menyukai batik Sampit. Ada beberapa motif yang sudah dipatenkan yaitu motif gayung birang, anggrek tewu, ikan jelawat dan karamunting," kata Renggana Dwi Putra, salah seorang pecinta batik Sampit, Senin (21/3).

Selain dipakai pada hari tertentu oleh pegawai negeri sipil, kini masyarakat umum pun makin menyukai batik Sampit. Dengan motif yang memang menunjukkan ikon daerah seperti anggrek tewu atau anggrek tebu, ikan jelawat dan lainnya, batik Sampit kini terus dikembangkan.

Batik Sampit diluncurkan oleh Bupati H Supian Hadi saat Sampit Expo 2013. Supian bahkan ikut terlibat langsung dalam pengembangan motif batik Sampit dan itu ditunjukkannya melalui kreasi baju-baju batik Sampit yang sering dikenakannya saat menghadiri berbagai acara hingga kini.

Pemerintah daerah juga terus mendukung promosi batik Sampit, salah satunya dengan mendukung eksistensi gerai batik Sampit.

Renggana atau akrab disapa Angga, menilai, batik Sampit juga cocok dan sangat menarik dipadupadankan untuk berbagai keperluan. Seperti saat pemilihan putra dan putri pariwisata Kotawaringin Timur yang saat sedang berlangsung, batik Sampit juga banyak ditampilkan para peserta.

"Untuk acara santai maupun resmi, batik Sampit bisa dikreasikan dan selalu menarik," ucap Angga yang juga koordinator putra dan putri pariwisata Kotawaringin Timur 2016.

Selain indah dan menarik, motif-motif batik Sampit diketahui juga memiliki makna. Tidak berlebihan jika batik Sampit juga melambangkan kepribadian masyarakat lokal di daerah ini.

Dari sinopsis yang dibuat Sanggar Seni Habaring Hurung Sampit dijelaskan, motif pada batik Sampit adalah hasil penggabungan antara motif gayung birang yang berarti percikan emas yang tercecer dan motif anggrek tewu atau anggrek tebu. Kedua motif tersebut berasal dari alam, terutama anggrek tebu yaitu tumbuhan sejenis pakis yang dapat hidup dan berkembang di hutan tropis khusus.

Jenis anggrek ini tumbuh liar di hutan pedalaman wilayah Utara seperti Kecamatan Antang Kalang dan Kuala Kuayan. Sedangkan percikan emas adalah gambaran emas hasil dari usaha masyarakat hulu di daerah penambangan atau pendulangan emas.

Tanaman ini bisa tumbuh di mana saja pada semua jenis tanah dan anggrek tebu juga bisa berdampingan dengan tanaman apa saja tanpa mengganggu tanaman lain seperti halnya benalu. Setelah tumbuh, anggrek tebu akan besar dan lebih dominan dari tanaman lain di sekitarnya. Setelah berbunga, anggrek ini akan memberikan keindahan terhadap alam di sekitarnya.

Filosofi inilah yang diambil dengan harapan masyarakat Kotawaringin Timur juga bisa terus tumbuh seperti anggrek tebu. Bisa hidup bersama atau berdampingan tanpa mengganggu orang lain dan akan menjadi kabupaten paling maju diantara kabupaten-kabupaten lain di Kalimantan Tengah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement