Selasa 15 Mar 2016 05:52 WIB

Pengalaman Irma Darmawangsa Saksikan Gerhana Matahari Total

Wisatawan menyaksikan gerhana matahari total diatas KM Kelud di perairan Bangka Belitung, Rabu (9/3).  (Republika/Raisan Al Farisi)
Wisatawan menyaksikan gerhana matahari total diatas KM Kelud di perairan Bangka Belitung, Rabu (9/3). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) beberapa waktu lalu menarik minat beragam masyarakat. Tidak hanya warga lokal, tapi juga masyarakat dunia yang berbondong-bondong menyaksikan peristiwa alam langka tersebut yang tahun ini melintasi 12 daerah di Indonesia.

Tidak ketinggalan adalah penyanyi Irma Darmawangsa. Ia meluangkan waktu khusus untuk menjadi saksi hidup peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) di Pulau Belitung, 9 Maret lalu.

Dalam kesempatan itu Irma berbaur dengan masyarakat, wisatawan serta peneliti dunia untuk menyaksikan peristiwa tertutupnya matahari oleh bulan.

Menurut Irma, menjadi salah satu saksi peristiwa alam yang langka merupakan satu kenangan tersendiri. Ia memang meluangkan waktu untuk bisa melihat hadir di Belitung, satu dari 12 daerah di tanah air yang dilalui Gerhana Matahari Total.  

Tidak hanya menjadi saksi peristiwa alam, pada kesempatan itu Irma sempat mewawancarai Menteri Pariwisata Arief Yahya yang datang ke lokasi. Peristiwa GMT memang dikemas oleh pemerintah untuk menarik minat wisatawan.

"Awalnya /sih kaget karena dadakan /banget, takut salah ngomong. Secara aku orangnya suka blak-blakan kalau nanya. Tapi setelah berhadapan langsung ternyata beliau (Arief Yahya,red) orangnya santai dan nggak kaku,” ujar Irma beberapa waktu lalu.

Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa gerhana matahari merupakan peristiwa alam yang langka dan menjadi titik balik bagi wisata "destinasi waktu".

“Kehadiran Saya ke Belitung untuk menyaksikan GMT yang begitu luar biasa dan saya juga senang melihat antusias warga yang ikut menyaksikan bersama. Karena beda pastinya melihat GMT secara langsung dengan melihat dari televisi, lebih ada getar–getarnya, dan juga membuka perlombaan perahu kater, yang sudah menjadi tradisi masyarakat Belitung dalam menyambut GMT,” ujar Arief Yahya.

Arief Yahya menjelaskan bahwa masih banyak destinasi wisata tanah air yang masih harus dikembangkan, bukan hanya untuk menarik wisman tapi juga demi kelestarian pariwisata Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement