Rabu 09 Mar 2016 06:13 WIB

Demi GMT, Pria Ini Beberapa Kali Minta Maskapai Ubah Waktu Penerbangan

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Winda Destiana Putri
Gerhana Matahari
Foto: science.co
Gerhana Matahari

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Momen terjadinya gerhana matahari bukan hanya peristiwa langka, tetapi juga momen yang dinantikan banyak orang. Tidak terkecuali yang dilakukan Joe Rao, seorang astronom di Museum Planetarium Hayden, New York.

Ia yang mengaku sebagai pengejar gerhana, bahkan rela sampai meminta ubah waktu penerbangan. Tepatnya momen gerhana 2015 lalu, ia mencoba mencari tahu spot terbaik untuk melihat gerhana salah satunya dari penerbangan pesawat.

Ia pun menemukan penerbangan Alaska Airline dari Anchorage, Alaska ke Honolulu yang akan melewati langsung peristiwa gerhana pada saat itu.

Namun setelah dihitung secara sistematis, penumpang hanya akan melihat gerhana jika penerbangan diubah untuk berangkat 25 menit kemudian dari yang direncanakan.

Karena itu, Rao pun mulai berupaya salah satunya meminta pihak maskapai mengubah waktu keberangkatan melalui email, tidak hanya sekali, tapi berkali-kali.

"Saya tidak bosan-bosan, terus menghubungi dan mengirim email ke mereka," kata Rao seperti yang dilansir ABC News, Selasa (8/3).

Beberapa bulan setelahnya, email dan panggilan itun pun, pihak maskapai menyetujui penundaan penerbangan. "Kami memaklumi keinginan pelanggan kami," ujar Direktur maskapai, Chase Craig.

Rao sendiri, bukan satu-satunya pengejar gerhana di pesawat tersebut, beberapa astronom lain dan pecinta gerhana bahkan telah memesan kursi jendela pada penerbangan Alaska.

Salah satu penumpang di pesawat bahkan berencana untuk membawa 200 kacamata pelindung khusus yang memungkinkan penumpang lain untuk melihat gerhana matahari total selama satu menit dan 54 detik.

Menurut Rao, perbedaan yang kentara yakni melihat gerhana di ketinggian jelajah. "Kau di atas awan, jika ada awan di depan matahari selama totalitas, Anda tidak akan melihat gerhana," ujarnya.

Selain itu juga, ia mengatakan penumpang bisa mendapatkan kesempatan untuk melihat bayangan bulan menyapu seluruh lanskap yakni pada ketinggian 37.000 kaki.

"Itu pemandangan dramatis untuk dilihat."

Ini juga bukan pertama kalinya Rao telah meminta maskapai penerbangan untuk mengubah waktu penerbangan. Ia mengaku pernah membujuk Amerika Trans Air, lagi-lagi untuk menunda keberangkatan pada tahun 1990 selama 41 menit sehingga ia dan penumpang lainnya bisa melihat gerhana lain saat terbang dari Honolulu ke San Francisco.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement