REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film horor merupakan salah satu genre yang paling banyak diproduksi di perfilman tanah air. Namun dari sekian banyak film horor, unsur sensualitas dan kekerasan menjadi bumbu utama dibanding menyajikan "keseruan" menghadirkan rasa ketakutan dalam film.
Hal inilah yang menjadi salah satu perhatian penulis novel sekaligus skenario, Asma Nadia di film terbarunya berjudul "Pesantren Impian".
Ditemui usai peluncuran filmnya tersebut beberapa waktu lalu, Asma mengatakan dirinya gemas dengan film horror Indonesia yang rata-rata judulnya sedikit sekali menghadirkan kesan horor murni.
Penulis "Surga yang tak Dirindukan" ini juga mengatakan bahwa kebanyakan film horor Indonesia memiliki judul yang tidak elegan. Kemudian selalu ada perempuan-perempuan seksi yang menggunakan pakaian terbuka. Dan terkadang menggunakan adegan intim dan lain-lain.
“Akhir-akhir ini saya baru saja melihat film yang tidak hanya pemainnya yang seksi, melainkan juga hantunya pun seksi,” ujar Asma Nadia.
Inilah yang menjadi alasan mengapa wanita 43 tahun ini membuat novel "Pesantren Impian" pada 2014. Novel yang kemudian diangkat menjadi sebuah film ini adalah pembuktian darinya, bahwa cerita bergenre horror bisa tetap hadir tanpa ada unsur kekerasan dan pornografi.
Tak ketinggalan di film ini ia banyak memasukkan pesan dakwah dan moral. Salah satunya adalah pesan yang menekankan setiap orang memiliki kesempatan kedua untuk memulai hidup baru.
"Film 'Pesantren Impian' diharapkan dapat jadi pembuktian kepada seluruh masyarakat bahwa film horror Indonesia tak selalu memiliki unsur negatif. Bahkan film dengan genre seperti ini pun bisa memberikan pesan dakwah dan moral yang sangat besar," kata dia.
Film "Pesantren Impian" akan tayang mulai hari ini, Kamis (3/3) di seluruh bioskop tanah air.