REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia nyata dengan dunia maya tidak memiliki perbedaan yang jauh. Karena itu, seharusnya kedua tempat tersebut memiliki aturan yang sama, termasuk dalam masalah privasi.
Menurut Damar Juniarto dari Forum Demokrasi Digital, dunia digital adalah perluasan dari dunia maya. Sehingga peraturan tentang publik dan privat juga berlaku sama.
Hanya saja, keberadaan peraturan publik dan privat semakin bergeser keberadaanya. Dunia digital seakan menjadi tempat bebas tanpa ada privasi bagi kehidupan privat. "Di generasi kita agak bergeser. Harusnya menyadari tahapan, ini malah ribet dengan fisik internet ada apa nggak," ujar Damar, akhir pekan ini.
Menurut dia, masyarakat sekarang terlebih lagi anak muda, lebih mementingkan terhubungnya koneksi internet, ketimbang mencek kembali keamanan data diri saat mencoba terkoneksi. Damar memberikan contoh sederhana dengan fenomena di mana ketika ada WiFi, maka individu akan mencoba langsung terhubung dengan WiFi tersebut.
"Asal ada wifi, langsung masuk saja. Padahal kalau masuk saja bisa dibajak. Soal privasi kita skip, ini karena tidak pernah ada yang ngajarin," ujar Damar.
Jika ada pembelajaran tentang melek digital, Damar mengatakan, maka generasi muda akan lebih peduli tentang privasi diri mereka di dunia maya. Apa lagi orang tua tidak bisa terlalu diharapkan karena biasanya justru orang tua yang malah diajari internet oleh anak-anak mereka.
Dia berharap, pemerintah mulai menyadari kondisi memilukan permasalahan privasi di internet. Sehingga, masalah ruang publik dan pribadi lebih teredukasi dengan baik.