REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investasi asing di perfilman nasional dinilai memungkinkan lebih banyak film dengan berbagai tema dibuat. Salah satunya film bertema budaya lokal.
Menurut sutradara kawakan Joko Anwar salah satu penyebab film bertemakan budaya lokal tidak dapat ditayangkan di berbagai bioskop Tanah Air karena terkendala faktor modal.
"Selama ini film-film yang mengangkat budaya lokal justru tidak mendapat modal. Untuk itu, kita perlu mengundang investor asing," kata pembuat film A Copy of My Mind ini di Jakarta, Selasa (9/2).
Joko, yang meraih Sutradara Terbaik versi Festival Film Indonesia 2015 tersebut, menyampaikan bahwa film bertema budaya kerap tidak menjadi prioritas di bioskop-bioskop Indonesia.
"Karena bioskopnya sedikit, jadi film-film yg diprioritaskan bukan bertema budaya. Film bertema budaya belum punya bioskop," ujar Joko.
Pria berusia 40 tahun tersebut mengatakan, investasi asing yang masuk akan menjadi peluang bagi film-film bertema budaya mendapat layar di bioskop.
Sebagai informasi, pelaku industri perfilman yang tergabung dalam 11 asosiasi mendekan pemerintah mengizinkan investor asing menanamkan modalnya di Tanah Air dengan merevisi Daftar Negatif Investasi (DNI) bidang usaha film.
Mereka menyampaikan pernyataan bersama untuk mendukung revisi tersebut agar DNI bidang usaha film dibuka, sehingga investor asing turut mengembangkan industri perfilman nasional.