Kamis 04 Feb 2016 16:00 WIB

Keunikan Neft Daslari, Kota di Atas Kilang Minyak

Rep: Puti Almas/ Red: Indira Rezkisari
Neft Daslari
Foto: ist
Neft Daslari

REPUBLIKA.CO.ID, Jauh ke arah Laut Kaspia, tepatnya ratusan kilometer dari Baku, Ibu Kota Azerbaijan terletak sebuah pemukiman yang sangat luar biasa di dunia. Pemukiman berupa kota yang dihuni oleh lebih dari 3.000 orang di atas jaringan pelantar minyak.

Neft Daslari, kota yang berdiri di atas pulau buatan ini juga dikenal sebagai Oil Rocks. Selama ini, Azerbaijan dikenal sebagai negara yang kaya dengan sumber daya minyak. Bahkan pada awal abad ke-3 dan ke-4, ditemukan bukti bahwa di sana sudah terdapat pengeboran minyak bumi dan perdagangan sumber daya alam tersebut. Bahkan dalam catatan sejarah, wilayah ini disebut oleh Persia sebagai Tanah Api.

Pengeboran modern dimulai pada 1870, setelah Rusia menaklukkan wilayah itu. Pada awal Perang Dunia 1, sumur minyak Azerbaijan sudah memasok 175 juta barel minyak per tahun atau sekitar 75 persen dari produksi minyak di seluruh negara itu.

Setelah perang berakhir, seorang insinyur Uni Soviet menemukan minyak yang lebih berkualitas di kedalaman 1.100 meter Laut Kaspia. Tak lama setelahnya, platform minyak di lepas panyai pertama di dunia dibangun dan Neft Daslari pun tercipta.

(baca: Blogger Unik Populer Karena Benamkan Wajah ke Roti)

Fondasi dari kota ini adalah 7 kapal yang tenggelam, termasuk diantaranya tanker minyak pertama di dunia. Selama beberapa dekade, di sana muncul 2.000 platform pengeboran terbesar.  Selama platform ini tercipta, pekerja mulai membangun pertokoan, perumahan, hingga lapangan sepak bola, perpustakaan, restoran, dan bioskop. Bahkan, mereka juga membawa bibit tanaman dari darat untuk ditumbuhkan di atas pulau buatan tersebut.

Saat itu, hingga 5.000 orang yang juga merupakan pekerja dan keluarga di industri minyak tinggal di sana. Namun, seiring berjalannya waktu, Neft Daslari mulai ditinggalkan karena runtuhnya Uni Soviet dan penemuan ladang minyak baru di tempat lain.

Rig minyak ditinggalkan, bahkan karena kurangnya pemeliharaan, pulau buatan ini mulai rapuh dan perlahan runtuh, kembali masuk ke dalam laut. Dari yang semulai memiliki badan jalan hingga 300 km, kini hanya tersisa 45 km, dikutip dari Amusing Planet,

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement