Senin 01 Feb 2016 19:55 WIB
World Hijab Day

Hijabers Community: Swasta Masih Ada yang Persulit Berhijab

Rep: Desy Susilawati/ Red: Hazliansyah
Ketua Hijabers Community Syifa Fauzia (kanan) bersama Wakil Direktur LPPOM MUI Sumunar Jati, Ketua Umum GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi S Lukman, Vice President Technical and Scientific Affairs PERKOSMI (Persatuan Peru
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Hijabers Community Syifa Fauzia (kanan) bersama Wakil Direktur LPPOM MUI Sumunar Jati, Ketua Umum GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi S Lukman, Vice President Technical and Scientific Affairs PERKOSMI (Persatuan Peru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Hijabers Community (HC), Syifa Fauzia, mengatakan peringatan World Hijab Day (WHD) Senin, 1 Februari 2016 di Indonesia tidak semeriah di negara lain. Sebab di Indonesia penggunaan jilbab sangat diterima, terutama disektor pemerintahan.

Hanya saja, menurutnya, masih ada sektor swasta yang mempersulit karyawan muslimahnya untuk menggunakan hijab. Misalnya di restoran, rumah sakit dan sektor swasta lainnya.

Karena itu Syifa mengatakan komunitasnya HC memasukkan hal ini dalam proyek berikutnya.

“Kami ingin mereka yang bekerja untuk sektor swasta diberikan kemudahan memakai jilbab, misalnya di restoran, di rumah sakit, di sektor-sektor swasta seperti itu yang agak menyulitkan karyawan muslimahnya pakai jilbab,” ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (1/2).

Meskipun dikatakanya sudah ada rumah sakit ataupun pihak swasta yang mendukung penggunaan jilbab.

Syifa mengatakan saat ini pihaknya masih melakukan survei dari masing-masing tempat. Jika nantinya ada ditemukan diskriminasi, pihaknya akan melakukan usaha persuasif dengan lebih dulu mengirimkan surat atau pendekatan personal.

“Itu kalau dirasa cukup mengganggu, bagi mereka muslimah yang ingin bekerja tapi memakai hijab, tapi kalau memang muslimahnya merasa tidak masalah atau jilbab tidak menjadi keharusan, ya kita tidak bisa main masuk saja. Harus ada pengaduan atau komplain dulu baru bisa men-support,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement