Ahad 17 Jan 2016 08:32 WIB

Film “Kalam Kalam Langit” Suguhkan Cinta Segitiga dan Konflik Santri di Pesantren

Syuting film
Foto: Dok Putaar Films
Syuting film "Kalam Kalam Langit".

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Putaar Films Production akan meluncurkan film produksi terbarunya berjudul “Kalam Kalam Langit”. Film bergenre religi ini akan tayang secara nasional di jaringan bioskop XXI, Blitz dan Cinemaxx mulai 14 April 2016.

Direktur Utama Putaar Films Production HR Dhoni Ramadhan mengatakan film “Kalam Kalam Langit” mengetengahkan drama dengan setting lokasi pesantren dan keindahan alam Kota Beribu Masjid Lombok, Nusa Tenggara Barat.

 

Dhoni menjelaskan, film “Kalam Kalam Langit” (KKL)  bercerita tentang mahabbah (cinta) seorang anak bernama Ja'far, yang sejak kecil telah dididik membaca tilawah Al-Qur’an oleh ibunya yang mantan qoriah (diperankan oleh Henidar Amroe).

Namun di luar dugaan sang ayah (Mathias Muchus), menentang keras Ja'far mengikuti ajang lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dengan alasan bahwa ajang tersebut  hanya jual beli ayat ayat Allah saja.

 

Ja'far kecil trauma karena pernah saat dia menjuarai MTQ tingkat Madrasah, ketika pulang bukan pujian yang didapat dari sang ayah. Yang terjadi  malah piala kebanggaannya dibanting oleh ayahnya sehingga hancur  berkeping-keping.

 

Kemudian, 15 tahun berselang, Ja'far sudah menjadi santri di sebuah pesantren Cirebon. Ada dua  santriwati yang sama sama mencuri perhatian Ja'far. Anissa adalah santriwati teman Ja'far sejak kecil dan Azizah (putri Kyai Khumaidi, pemilik dan  pesantren tempat Ja'far menimba ilmu Al-Qur'an).

Ja'far lebih menyukai Azizah sang putri Kyai, namun sang Ibu Azizah justru lebih condong ke Syatori, seorang santri Ppiyayi yang tak terkalahkan dalam tiap perlombaan MTQ. Syatori pun bertekad untuk mendapatkan cinta Azizah walau dia tahu Ja'far menjadi rival utamanya.

Skenario “Kalam Kalam Langit” dibungkus apik oleh Faozan Rizal yang juga seorang Director of Photografi (DOP)  handal dan juga pernah sukses menyutradarai film “Habibie Ainun”.

“Penonton akan benar-benar disuguhi kehidupan suka duka santri santri di pesantren dan konfik persaingan yang bukan hanya masalah cinta namun juga saling berlomba menjadi pembaca tilawah Qur'an terbaik dalam ajang MTQ,” tutur Dhoni.

Film “Kalam Kalam Langit” adalah debut pertama sutradara Tarmizi Abka, yang juga jebolan pesantren di Cirebon, setelah 15 tahun lebih menekuni bidang lighting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement