Jumat 01 Jan 2016 19:24 WIB

Imam Masjid IMAAM Center Washington DC: “Ayat-Ayat Cinta 2” Hadir pada Waktu yang Tepat

Habiburrahman El Shirazy tampil dalam bedah novel
Foto: Dok Kang Abik
Habiburrahman El Shirazy tampil dalam bedah novel "Ayat-Ayat Cinta 2" di Masjid IMAAM Center, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC – Novel “Ayat-Ayat Cinta 2” karya Habiburrahman El Shirazy dinilai hadir pada saat yang tepat. Novel yang diterbitkan dan diluncurkan pertama kali  oleh Republika Penerbit pada akhir November 2015 dinilai mampu menjawab tudingan negatif  terhadap Islam.

"Novel ‘Ayat Ayat Cinta 2’  datang tepat pada waktunya. Ketika Islamophobia kembali tumbuh pasca penyerangan di Paris (Perancis) dan San Bernardino (Amerika Serikat), ‘Ayat Ayat Cinta 2 ‘  hadir menjadi penyejuk sekaligus memberikan contoh indah menghadapi Islamophobia. Kang Abik menghadirkan karya sastra yang indah,” ujar  Imam Fahmi Zubir.

Imam Masjid  Indonesian Muslim Association in Amerika (IMAAM) Center, Washington DC,  Amerika Serikat mengemukakan hal tersebut saat menjadi moderator bedah  novel  “Ayat-Ayat Cinta 2” di IMAAM Centre, Silver Spring, Maryland, yang terletak di pinggir Washington DC.

Bedah novel yang menampilkan Habiburrahman El Shirazy itu digelar Rabu (30/12), mulai pukul 18.30 hingga 21.30 waktu setempat. Acara tersebut  dihadiri ratusan orang.  Mereka antara lain  staf  Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) , pemuka masyarakat Indonesia Amerika dan para mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di negeri Paman Sam tersebut.

Dalam momen itu Kang Abik --  panggilan akrab Habiburrahman El Shirazy -- melelang satu eksemplar novel “Ayat-Ayat Cinta 2”. Novel tersebut laku  200  dolar AS (sekitar Rp 2,7 juta). Dana tersebut  disumbangkan untuk kepentingan dakwah IMAAM Center.

Dalam sebuah wawancara dengan Republika, Habiburrahman mengemukakan alasan kuat yang mendorongnya menulis novel “Ayat-Ayat Cinta 2”. “Dewasa ini Islamophobia tengah berjangkit di dunia Barat. Agama Islam dan umat Islam dilabeli negative oleh Barat,” ujarnya.

 

“Saya menulis novel ‘Ayat-Ayat Cinta 2’ untuk menunjukkan bahwa Islam itu indah, ramah, peduli kepada orang lain, dan mengasihi sesama. Karena itu, saya sengaja mengambil setting di Edinburgh, Inggris Raya,” papar novelis alumnus Al Azhar University Kairo Mesir itu.

Bedah novel “Ayat-Ayat Cinta 2” di Washington DC merupakan yang keempat kalinya novel tersebut dibedah di Amerika Serikat dalam pekan ini. Sebelumnya “Ayat-Ayat Cinta 2” dua kali dibedah di muktamar Indonesian Muslim Society in Amerika – Malaysian Islamic Student Group (IMSA-MISG)  di Baltimore,  dan KJRI Los Angeles.

Novel “Ayat-Ayat Cinta 2”   merupakan sekuel (kelanjutan) novel “Ayat-Ayat Cinta”   yang diterbitkan oleh Republika Penerbit 10 tahun silam. Novel “Ayat-Ayat Cinta” sangat fenomenal dengan penjualan di atas satu juta eksemplar. Novel ini meraih predikat mega best seller untuk tingkat nasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement