Sabtu 19 Dec 2015 06:17 WIB

Wah, Pelembab Ternyata tak Baik untuk Kulit Normal

Rep: C01 / Red: Ani Nursalikah
Memakai pelembab (Ilustrasi)
Foto: Health
Memakai pelembab (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebagian besar perempuan menggunakan pelembab setidaknya sehari dua kali untuk membuat kulit terlihat lebih menawan. Pelembab bahkan kerap dianggap sebagai bagian terpenting dalam perawatan kecantikan sehari-hari.

Sebanyak delapan dari 10 perempuan Inggris bahkan menggunakan pelembab setiap hari dan menghabiskan total sekitar Rp 8,26 triliun per tahun untuk pelembab.

Dengan rutinitas penggunaan pelembab tersebut, perusahaan perawatan kulit La Roche-Posay justru mencatat sebanyak 70 persen wanita justru berkulit kering dan sensitif. Jerawat juga tercatat oleh La Roche-Posay membuat sekitar 44 persen wanita harus 'menderita'.

Kekontrasan tersebut dinilai oleh beberapa ahli kulit bukan sebuah kebetulan. Salah satu dokter kulit kosmetik, Eachael Eckel, mengatakan pelembab merupakan 'pengkhianat' atau ancaman yang senyap dan menyebar luas.

"(Pelembab) merupakan kontributor penting bagi penyakit kulit," ujar Eckel.

Eckel menilai salah satu yang membuat pelembab sebagai sebuah ancaman ialah karena pelembab menyebabkan terjadinya akumulasi sel kulit mati di kulit. Selain itu, Eckel juga menilai penggunaan pelembab membuat kulit menjadi lebih kering, pori-pori menjadi lebih besar dan kulit menjadi lebih sensitif serta mudah berjerawat.

Yang cukup mencengangkan, Eckel mengatakan hanya 15 persen orang saja yang sebenarnya membutuhkan pelembab. Orang-orang ini, lanjut Eckel, merupakan orang yang terlahir secara genetik memiliki kulit kering. Kondisi genetik ini menyebabkan orang tersebut tidak memiliki pori-pori yang dapat terlihat serta kulit yang kering.

"Sedangkan sebagian besar dari kita memiliki kulit yang normal, yang tidak membutuhkan pelembab," lanjut Eckel.

Eckel menjelaskan pelembab biasanya terdiri dari campuran air dan berbagai zat pelembab yang mencegah air 'menguap' dari kulit. Meski dapat membuat kulit terasa lebih lembut, penggunaan pelembab ini menurut Eckel bisa membuat kulit menjadi 'malas' menjaga kelembapan kulit sendiri. Hal ini yang kemudian membuat seseorang dengan kulit normal menjadi tergantung pada pelembab.

sumber : daily mail
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement