REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kondisi bisnis properti belum menggembirakan, namun bisnis penjualan rumah dan apartemen menengah ke bawah tetap menjadi incaran konsumen.
Sejumlah pengembang besar memasarkan perumahan maupun apartemen di kisaran harga antara Rp 200 hingga Rp 500 juta perunitnya. Bahkan pengembang besar ada yang harung mengoreksi harga jual produknya agar lebih menjangkau kalangan kelas menengah.
Kondisi itu menurut Joko Yuwono, Ketua Pengarah Housing Estate Awards 2015, tidak terlepas dari terus tumbuhnya warga kelas menengah usia muda. Saat ini jumlahnya mencapai sekitar 55 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sebagai kaum muda dengan penghasilan relatif terbatas, mereka butuh hunian dengan harga terjangkau.
Hanya pengembang yang mampu memenuhi kebutuhan merekalah yang akan menuai keuntungan di tengah ekonomi yang lesu ini. "Pasar rumah menengah dan menengah bawah itu paling kuat, tidak terpengaruh situasi ekonomi karena memang kebutuhan dasar," katanya melalui keterangan tertulisnya.
Apalagi warga kelas menengah itu umumnya pembeli rumah pertama untuk dihuni sendiri (end user) yang tidak terlalu terkena kebijakan pengetatan kredit (KPR) yang dilansir BI akhir September 2013. Untuk rumah pertama pembeliannya dengan fasilitas KPR boleh indent (masih berupa gambar dengan janji serah terima kemudian). Kendati pencairan kredit yang diperoleh konsumen dari bank ke rekening pengembang tetap dilakukan secara bertahap mengikuti proses pembangunan rumah.
Tahun depan meski kondisi ekonomi diperkirakan membaik, namun situasi ekonomi belum akan sebaik tahun 2009 hingga 2012. "Agar penjualannya tetap bagus developer sebaiknya fokus menggarap pasar yang besar itu," kata Joko.
Dalam penghargaan HousingEstate Awards yang digelar Kamis pekan silam, panitia selain memberikan penghargaan kepada perumahan menengah dan menengah ke atas, untuk pertama kalinya penghargaan juga diberikan kepada proyek perumahan dan apartemen bersubsidi yang mencatat penjualan terbesar. Serta pengembang yang paling banyak mengembangkan perumahan menengah bawah.