REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, ASEKI -- Selama ini, proses mumifikasi atau menjadikan mayat sebagai mumi dikenal menjadi bagian dari budaya Mesir kuno. Proses mengawetkan mayat dengan bahan-bahan kimia alami ini bertujuan agar jasad mereka yang telah meninggal tetap utuh di kehidupan berikutnya.
Namun, tak hanya Mesir, masih banyak negara lain yang mempraktekkan proses mumifikasi sebagai bagian dari budaya. Salah satunya adalah di Papua Nugini.
Tepatnya di wilayah Aseki, masyarakat suku Angga menerapkan proses mumifikasi untuk mereka yang telah tiada. Namun, mumi yang ada di sana sedikit berbeda dengan di Mesir.
Perbedaan itu terletak pada mumi suku Angga tak dibalut dengan perban dan diletakkan di makam yang khusus. Mumi-mumi ini dibiarkan berada di tempat terbuka, tepatnya di atas tebing yang tinggi.
Salah satu hal yang paling penting saat proses mumifikasi berlangsung adalah membuang cairan dari tubuh jenazah. Hal itu karena kelembaban dapat membuat pembusukan di tubuh terjadi dengan cepat.