Ahad 15 Nov 2015 07:57 WIB

Menata Kawasan Hijau di Hunian Vertikal

menata kawasan hijau di apartemen
Foto: hiru
menata kawasan hijau di apartemen

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Menciptakan kawasan hunian hijau sebagai bentuk kepedulian lingkungan kini sudah menjadi tren bagi sejumlah pengembang. 

Bahkan membangun lingkungan yang bersahabat bukan sekedar memperbesar areal tanaman, melainkan juga pada pengolahan limbah sampah dan sarana air bersih. 

Seperti yang dilakukan PT Properti Tbk pada tiga proyek apartemennya, di Grand Kemala Lagoon Bekasi, The Ayoma Serpong dan Gunung Putri Square. 

Luas lahan hijau yang diperuntukkan bagi ketiga proyek itu mencapai 40 persen. Luas lahan di ketiga proyek itu bervariasi untuk Grand Kemala Lagoon sebesar 28,5 hektar, The Ayoma Serpong  1 hektar dan Gunung Putri Square 2,2 hektar.   

Pihak pengembang tidak mengijinkan penggunaan air tanah bagi kawasan hunian.   "Kami mengawasinya selama 20 tahun supaya warga terbiasa dengan cara ini," kata Tjakra D Puteh, General Marketing Corporate PT PP Properti Tbk, di sela pameran REI Expo, Sabtu (14/11).

Pengembang juga memiliki fasilitas pembangkit listrik sendiri sebesar 100 megawatt selain pasokan dari PLN. Efisiensi penggunaan listrik juga dilakukan dari disain bangunan apartemen hingga pemilihan alat penerangan yang hemat listrik. 

Tjakra mengakui upaya efisiensi dan penataan lingkungan ini telah memakan biaya yang tidak kecil sehingga memangkas laba bersih. Namun, harga unit yang dijual akan sama dengan produk serupa yang ditawarkan kompetitor.    

Menurut Tjakra, pihaknya saat ini membidik calon konsumen yang bekerja di kawasan industri seperti Bekasi atau pusat bisnis di Serpong.  Banyak pekerja asal Korea Selatan yang tinggal di Cibubur bersama keluarganya. " Bekasi tidak ada fasilitas bagus bagi mereka," katanya. 

Karena itu pihaknya telah bekerja sama dengan Hyundai mendirikan empat tower apartemen, guna memfasilitasi warga Korea Selatan. Harga jualnya perunit mencapai 15 hingga 18 juta permeter persegi dengan nilai total mencapai Rp 3 triliun.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement