REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- General Manajer Yayasan Unilever Indonesia, Sinta Kaniawati mengatakan ada dua keuntungan yang ditimbulkan dari keberadaan bank sampah. Katanya, keuntungan bank sampah bisa datang dari sisi finansial dan sosial.
"Sampah itu aset tapi masyarakat banyak yang belum mengetahui dan bisa mengelolanya," kata Sinta Kaniawati saat meluncurkan program bank sampah, di Jakarta.
Sementara Ketua Bank sampah Rosela yang terletak di kelurahan Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Endarwati mengatakan masyarakat bisa menabung rupiah dnegan menukarkan sampah mereka. Tabungan tersebut, bisa diambil dalam jangka waktu tiga, enam atau satu tahun.
Endarwati biasa membeli satu plastik sampah yang belum dikategorikan atau yang dia sebut 'boncos' dengan harga 1000/Kg. Namun Endarwati tak menutup kemungkinan bagi Anda yang ingin 'menabung' sampah yang sudah dipisah berdasarkan jenisnya.
Bank sampah Rosela menghargai Rp 1000 untuk jenis sampah kertas/HVS, kaleng, emberan dan bondong. Sementara untuk sampah jenis koran, kardus, botol plastik putih dan botol plastik berwarna dihargai Rp 1500/Kg.
Alumunium dan gelas plastik bersih dihargai Rp 2000. Sementara item termahal yang dapat Anda jual di bank sampah Rosela adalah Rompong yang dihargai Rp 5000.
"Tapi harga itu masih bisa berubah tergantung kondisi ekonomi," katanya.
Sebelumnya, bank sampah Rosela besutan Endarwati merupakan hasil kerjasama dengan PT Unilever Indonesia. Hal itu merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan yang memiliki kantor di Jakarta ini.
"Inisiatif bank sampah adalah salah satu bentuk Unilever Sustainable Living Plan untuk melipatgandakan bisnis sambil mengurangi dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan," katanya.