Kamis 15 Oct 2015 06:30 WIB

CIA Gunakan Lagu Westlife Saat 'Siksa' Tahanan di Afghanistan?

Boyband Westlife
Foto: EPA
Boyband Westlife

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan dari organisasi kebebasan hak asasi manusia berbasis di Amerika Serikat mengungkapkan hal mengejutkan tentang metode integorasi yang dilakukan CIA pada salah satu tawanannya di Afghanistan. Badan Intelijen Amerika Serikat itu disebut menggunakan lagu aliran heavy metal dan salah satu lagu boyband Westlife sebagai bagian dari upaya 'penyiksaan' secara psikologi.

Dalam laporan bertajuk 'Out of the Darkness', American Civil Liberties Union (UCLU) menggambarkan bagaimana musik diselipkan di sela-sela penyiksaan terhadap salah satu tawanan bernama Sulaiman Abdullah yang diculik di Somalia lalu diinterogasi di Afghanistan. Salah satu lagu yang dipakai adalah 'My Love' milik Westlife. Tidak dijelaskan lagu heavy metal apa yang digunakan.

"Pengiterogasinya akan menyelipkan lagu "My Love" dengan lagu heavy metal, diputar berulang-ulang di kupingnya-dengan volume terpisah," ungkap laporan tersebut dikutip NME, Rabu (14/10). "Mereka berkata pada Sulaiman, nelayan yang baru menikah dari Tanzania, bahwa mereka memutarkan lagu cinta khusus untuknya."

Sulaiman, menurut laporan itu, baru saja menikah dengan istrinya Magida dua pekan sebelum CIA dan agen Kenya menculiknya di Somalia. Ia pun ditakut-takuti takkan melihat Magida lagi.

"Musik itu dihantamkan secara konstan sebagai bagian dari skema untuk menyerang indra tawanan. Itu hanya berhenti ketika CD terlewat atau butuh diganti," kata laporan tersebut.

Selain pendengaran, indra penciuman Sulaiman juga disebut 'dimainkan' para interogator CIA. Bau busuk yang mengingatkannya akan rumput laut juga tecium pekat dalam sel tempat ia diinterogasi. "Selnya gelap gulita; ia tidak bisa melihat apapun," ungkap laporan tersebut.

Westlife bukanlah satu-satunya grup musik yang lagunya disebut digunakan saat 'penyiksaan'. Pada 2014, dilaporkan lagu milik band Red Hot Chili Peppers digunakan dalam interogasi di Penjara Guantanamo. 

Mendengar kabar itu, drummer RHCP Chad Smith sempat mengungkapkan kekesalannya. "Musik kami adalah positif. Itu seharusnya membuat orang merasa senang dan itu...itu sangat mengecewakan bagi saya, saya tidak menyukainya sama sekali. Itu omong kosong," kata Chad seperti dikutip TMZ tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement