REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan iklim dunia melakukan pemeriksaan data secara regional. Mereka menemukan indikasi pemanasan global pertama kali terlihat pada 1940-an.
Gas rumah kaca telah meningkat di atmosfir sejak Revolusi Industri, namun efek awalnya masih kecil. Penulis utama, Dr Andrew King dari Universitas New South Wales mengatakan pihanya melakukan uji statistik distribusi. Mereka menerapkan persyaratan ketat dari periode ke periode.
"Hebatnya penelitian kami bisa melihat dengan jelas bahwa tanda-tanda pemanasan global di daerah tropis terjadi pada 1940, khususnya di Australia, Asia Tenggara, dan Afrika," kata King, dilansir dari IFL Science, Kamis (8/10).
Panjang gelombang yang menangkap karbondioksida menyebabkan pemanasan di lingkungan iklim dingin berkembang lebih cepat. Ini terlihat di Semenanjung Antartika dan Alaska. Meski demikian, King menemukan bahwa pemanasan global pertama akibat aktivitas manusia terjadi di wilayah tropis.
King menambahkan bahwa untuk alasan ini, dampak pemanasan global juga lebih parah terjadi di daerah tropis. Flora dan fauna menyesuaikan diri dengan perubahan suhu.
Rekan peneliti, Dr Ed Hawkin menambahkan perubahan curah hujan cukup jelas terlihat pertama kali saat musim dingin di Rusia, Kanada, Dan Eropa selama 10-30 tahun ke depan.
Hari ini suhu menunjukkan pengaruh antropogenik hampir di setiap bagian bumi, kecuali Amerika Serikat bagian timur. Ini akan mengantisipasi kejadian lanjutan pada dekade berikutnya.