Jumat 09 Oct 2015 00:43 WIB

Kritik Politik Bawa Penulis Belarusia Raih Nobel Sastra

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Svetlana Alexievich
Foto: dw.com
Svetlana Alexievich

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Penghargaan Nobel Sastra 2015 diberikan kepada penulis dan wartawan asal Belarusia, Sveltana Alexievich. Ia menang untuk tulisan-tulisan polifoniknya, karya besar atas penderitaan dan keberanian.

Politisi oposisi Belarusia Andrei Sannikov mengaku sangat bahagia atas kemenangan warganya itu. "Dia benar-benar layak untuk itu," ujarnya dilansir dari the Guardian, Kamis (8/10).

Ia mengatakan, jenis tulisannya sangat tidak populer di Rusia ataupun Belarusia. Namun karyanya cukup populer di Polandia. Sastrawan tersebut kebanyakan menulis dalam bahasa Rusia.

"Ini reportase. Ini seperti menulis dokumenter," lanjut Sannikov.

Wanita berusia 67 tahun tersebut pernah menulis tentang Chernobyl, perang Soviet di Afghanistan, dan sejarah Manusia Merah. "Dia berpendapat bahwa orang ini adalah dalam diri kita," ujarnya.

Buku terakhir Alexievich yang berjudul 'Second-Hand Time' didedikasikan untuk masalah tersebut.

Sannikov menilai, perempuan yang lahir di Ukraina itu lebih pantas disebut penulis dan seniman daripada seorang politikus. Ia dikenal sebagai seorang kritikus dari rezim yang tidak demokratis di negara asalnya Belarusia dan tetangganya, Rusia.

"Dia blak-blakan, misalnya atas Perang Vladimir Putin di Ukraina. Posisinya adalah liberal," katanya.

Berbicara melalui telepon kepada televisi Swedia, kemenangan ini membuat Alexievich memiliki perasaan yang rumit. Sebab, kemenangan ini membangkitkan nama besar penulis Rusia lainnya yang telah memenangkan penghargaan seperti Ivan Bunin dan Boris Pasternak.

"Di satu sisi itu perasaan yang fantastis, tetapi juga sedikit menganggu," ujarnya.

Saat komite Nobel memanggil namaya, ia mengaku tengah berada di rumah menyeterika pakaian.

Penghargaan ini membuatnya menerima delapan juta kronor Swedia atau sekitar 960 ribu dolar AS. Ia berencana membeli kebebasan dengan uang tersebut.

"Saya hanya melakukan satu hal, saya membeli kebebasan untuk diriku sendiri," katanya saat ditanya apa yang akan dilakukan dengan hadiah tersebut.

Ia mengaku telah memiliki dua ide untuk buku-buku barunya. Namun butuh waktu lama sekitar lima sampai 10 tahun untuk menerbitkan buku baru.

"Saya senang bahwa saya sekarang akan memiliki kebebasan untuk mengerjakannya," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement