REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi kebanyakan orang di negara maju, mendapatkan akses air minum bersih begitu sederhana, sesederhana menyalakan keran.
Namun, sedikit dari kita yang menyadari bahwa penggunaan air berlebihan mendorong peningkatan pengeluaran rumah tangga untuk energi, seperti listrik.
Dewan Konsumen Air di Inggris mendata bahwa 60 persen dari 100 ribu pengaduan perusahaan air sepanjang 2014-2015 terkait dengan tagihan dan biaya listrik meningkat akibat penggunaan air. Perusahaan air di Inggris kemudian mengambil langkah efisiensi dala engolahan air dan limbah air untuk potofolio energi terbarukan.
Dilansir dari IFL Science, Kamis (8/10), populasi manusia kian kehabisan air. Perusahaan-perusahaan air perlu didorong berinvestasi untuk mikrohidro demi memulihkan energi air dan meningkatkan efisiensi.
Efisiensi ini bisa menjadi peluang untuk dialihkan ke sektor kelistrikan supaya bisa menerangi ribuan rumah lainnya. Inggris dan Irlandia juga menerapkan sistem panen air hujan. Ini mengurangi ketergantungan mereka terhadap air tanah.
Ketika kita membahas masa depan sektor air, ini bertujuan supaya manusia kelak tak kehilangan sumber daya air. Setidaknya Anda bisa membuat perubahan kecil mulai sekarang, seperti hemat penggunaan air untuk mencuci pakaian, mandi, mencuci piring, bahkan berwudhu.
Rasulullah SAW mencontohkan hemat penggunaan air saat berwudhu. Dari Anas Radhiyallahu‘anhu, "Bahwasanya Nabi Shalallahu‘alaihi wasallam biasa berwudhu dengan satu mud (satu genggaman tangan orang Arab zaman Nabi) air, dan mandi dengan 4-5 mud air." (HR Al Bukhari dan Muslim).