Jumat 02 Oct 2015 13:35 WIB

Batik Ciprat Khas Metro Lampung Buatan Anak-anak Disabilitas

Batik merupakan warisan budaya yang tidak bisa ditukar dengan sehelai kain yang dicetak motif batik.
Foto: Rudi Mulya/Antara
Batik merupakan warisan budaya yang tidak bisa ditukar dengan sehelai kain yang dicetak motif batik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Pada hari ini, Jumat (2/10) merupakan Hari Batik Nasional.Hari perayaan nasional Indonesia untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.

Setiap tanggal 2 Oktober ini beragam lapisan masyarakat dari pejabat pemerintah dan pegawai BUMN hingga pelajar disarankan untuk mengenakan batik. Berbagai corak dan motif batik pun mewarnai Hari Batik Nasional setiap tahunnya.

Berbicara batik, hampir setiap daerah di Indonesia memiliki kain batik khas tersendiri. Batik Solo dan Pekalongan merupakan sekian dari kain batik yang terkenal hasil kerajinannya di Tanah Air. Kota Metro Lampung juga memiliki batik khas tersendiri yang dikenal dengan nama batik ciprat.

"Batik ciprat ini merupakan khas dari Metro Lampung. Nah, batik ciprat ini dibuat oleh anak-anak disabilitas ya terutama yang usia remaja atau produktif," kata Ketua Dekranasda Kota Metro Dharlinda Chrisna kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.

Dharlinda mengatakan corak dan motif batik ciprat dibuat menurut kreasi anak-anak disabilitas. Sehingga corak atau motif batik ciprat ini tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Jadi, ujar Dharlinda, kalau mau sama persis untuk satu corak atau motif batik ciprat ini tidak ada.

"Batik ciprat dibuat menurut kreasi mereka sendiri jadi corak atau motif batik ini tidak ada yang sama. Apalagi motif sama persis itu enggak ada ya karena mereka ciprat-ciprat sendiri di atas kain batik," kata Dharlinda.

Batik ciprat merupakan kerajinan karya anak disabilitas yang hasil karyanya bisa di kalah dengan batik dari sentra produksi industri. Pembuatan batik cipratan berbeda dengan batik tulis yang menggunakan canting. Namun, kain dengan warna yang mencolok dan motif bintik-bintik ini dibuat dengan mencipratkan malam cair baik dengan tangas, kuas, atau lidi pada selembar kain.

"Pemasaran batk ciprat ini masih di pasar lokal, tapi sudah mulai dikenal ya. Jadi saya kerap mempromosikan batik ciprat ini maupun potensi lain dari kota Metro Lampung," kata Pj Walikota Metro Lampung Chrisna Putra saat membuka Gelar Budaya Kota Metro Lampung di anjungan Lampung Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Anjungan Lampung TMII sendiri merupakan salah satu perpanjangan tangan kegiatan promosi Kota Metro Lampung. Pada acara Gelar Budaya Kota Metro Lampung terlihat berbagai macam tarian cerita rakyat Putri Nuban, tari kreasi tari dan lagu lampung modern, termasuk fashion show pakaian adat Lampung dan adat pengantin serta pakaian busana khas kerajinan Dekranasda Metro Lampung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement