REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keterbatasan lahan perumahan di kawasan perkotaan telah mendorong berkembangnya konsep rumah tumbuh. Dalam hal ini pembangunan rumah diarahkan menjadi dua lantai bahkan lebih.
Konsep rumah seperti ini dinilai cukup menarik karena selain tidak selalu membutuhkan lahan yang besar, pemiliknya dapat membangun rumah tanpa membongkar sebagian besar bangunan. Sehingga dapat menghemat biaya renovasi dan bahan bangunan. "Konsep ini bisa merenovasi rumah tanpa harus membongkar atap," kata A. Rizal Nazaruddin, Director Business and Product, PT Cipta Diamond Property di sela peluncuran perumahan Cordova Residence, di Cilodong, Depok Ahad (13/9).
Saat ini pemasaran rumah tumbuh dengan kisaran harga dibawah Rp 500 juta menjadi incaran masyarakat kelas menengah. Untuk membangun rumah hingga tiga lantai, dengan standar real estate biasanya membutuhkan biaya lebih dari Rp 500 juta. Namun, pihaknya bisa mensiasatinya dengan konsep rumah tumbuh yang mampu dibangun hingga tiga lantai dengan harga dibawah Rp 500 juta.
Konsep rumah seperti ini menjadi incaran pasangan muda yang membutuhkan lahan tidak terlalu luas, sesuai dengan dana yang mereka miliki. Sekitar 70 persen konsumennya adalah para pekerja yang merupakan end user dan selebihnya kalangan investor. Penghasilan mereka berkisar antara Rp 5 hingga 15 juta perbulannya. "Kami membidik mereka yang bekerja di kawasan TB Simatupang," kata Rizal.
Menurutnya, konsep rumah tumbuh tersebut menjadi pilihan menarik bagi konsumen, terutama di kawasan Depok Jawa Barat. Kawasan Depok dinilai menjadi segi tiga emas karena berdekatan dengan Cibinong dan Cibubur. "Ini menjadi kawasan sunrise bagi bisnis properti," katanya.
Apalagi di Depok juga terdapat sejumlah perguruan tinggi ternama, rumah sakit, pasar swalayan, hingga ruas tol yang memudahkan akses lalu lintas. Menurut rencana diatas lahan seluas 11 hektar di Cilodong, pengembang akan membangun 1180 unit rumah.