Selasa 15 Sep 2015 07:09 WIB

Desainer Muslim Australia Lebih Senang Jualan Online

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Desainer baju muslimah Australia Hanadi Chehab & Howayda Moussa (Integrity Boutique), Eisha Saleh (Baraka)(kedua kanan) dan Amalia Aman (kedua kiri) terpilih untuk ditampilkan di acara 'Indonesia International Islamic Fashion & Products 2015’ di Jakarta Co
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Desainer baju muslimah Australia Hanadi Chehab & Howayda Moussa (Integrity Boutique), Eisha Saleh (Baraka)(kedua kanan) dan Amalia Aman (kedua kiri) terpilih untuk ditampilkan di acara 'Indonesia International Islamic Fashion & Products 2015’ di Jakarta Co

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia memiliki masyarakat Muslim yang banyak. Bahkan jumlahnya hampir 90 persen dari seluruh populasi penduduk Indonesia. Hal ini tentu saja membuat desainer Muslim Indonesia mudah memasarkan produknya.

Bagaimana dengan desainer Muslim Australia yang penduduk Muslimnya minoritas. Apa strategi yang mereka gunakan untuk menjual karya-karyanya?

Desainer Muslim Australia, Amalina Aman yang membawa brand sesuai dengan namanya Amalina Aman mengatakan masyarakat Australia lebih gemar belanja busana Muslim melalui online misalnya melalui situs, Facebook, maupun Instragram. Karena menurut mereka belanja online memang lebih mudah dilakukan. Tak perlu repot pergi ke butik para desainer, cukup pesan online, barang pun diantar.

Walaupun begitu, Amalina Aman mengatakan ada juga masyarakat yang gemar mengunjungi butik atau studio busana yang dimilikinya di kawasan 49 Ahaldon St Lakemba Sudney, Australia. “Mereka kalau sudah datang ke studio saya bisa sampai seharian. Pilih baju, coba pakai, buka dan ganti lagi. Begitu terus selanjutnya,” ujarnya sambil tertawa saat ditemui Republika.co.id dalam wawancara eksklusifnya di Hotel Sultan, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Hal yang sama diakui Eisha, Desainer Muslim Australia yang juga direktur dan pemilik brand Baraka. Dia menggunakan strategi pemasaran dan berjualan melalui online. Saat ini pelanggannya ada dari Indonesia walaupun jumlahnya sedikit, lalu dari Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia.

“Saya berjualan fokus di online, saya juga berencana ekspansi ke Indonesia, karena saat ini masih sedikit pelanggan Indonesia. Rencana ke depan 5 sampai sepuluh tahun ke depan, buka butik, akan buka Indonesia kalau penggemarnya banyak,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement