Ahad 06 Sep 2015 17:49 WIB

Bingung Pilih Model Baju? Coba Hitung dengan Algoritma

Rep: christiyaningsih/ Red: Ani Nursalikah
Victoria Beckham melenggang di panggung New York Fashion Week usai menampilkan koleksi terbarunya.
Foto: Reuters
Victoria Beckham melenggang di panggung New York Fashion Week usai menampilkan koleksi terbarunya.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Kaum perempuan kerap dihadapkan pada kebingungan memilih pakaian. Perempuan memiliki kecenderungan ingin tampil modis ketimbang pria sehingga tak jarang memerlukan waktu lama untuk memilih busana yang akan dikenakan.

Namun kini sekelompok peneliti berhasil menciptakan mesin yang dapat memberi saran memilih pakaian. Kelompok ilmuwan dari National Taiwan University dan University of Rochester telah membangun sebuah mesin dengan sistem penglihatan. Mesin ini mampu mendeteksi tren fesyen dan memprediksi tren busana ke depan.

Tim peneliti tersebut menulis makalah berjudul Who Are the Devils Wearing Prada in New York City?. Kuan Ting Chen dan empat rekannya menggambarkan bagaimana pendekatan yang dilakukan untuk mendesain mesin pendeteksi mode di New York.

Mereka memulai penelitian dengan mengumpulkan dua jenis data. Data pertama merupakan foto 471 perempuan yang hilir mudik di New York selama April hingga Juli 2014 dan 575 foto perempuan New York dari April sampai Juli 2015.

Data kedua terdiri atas 3.914 foto dari New York Fashion Week pada musim panas 2014 dan empat  ribu foto dari New York Fashion Week pada musim panas 2015.

Laman Digital Trends pada Sabtu (5/9) melaporkan tim peneliti merancang mesin ciptaannya dengan algoritma. Lewat metode tersebut mesin dapat mendeteksi tubuh seseorang dan mengidentifikasi sembilan bagian tubuh yang berada di wilayah lengan atas, lengan bawah, paha, kaki, dan batang tubuh/torso.

"Mesin kemudian menganalisis warna, tekstur, kulit, dan sebagainya di setiap area tubuh untuk menghasilkan penampakan visual dari seseorang," demikian ulasan yang dimuat MIT Technology Review.

Algoritma bekerja mencocokkan busana apa yang sesuai dengan bentuk tubuh seseorang dan tidak ketinggalan tren. Sebagai contoh, pada 2014 dan 2015 warna putih, abu-abu, dan hitam mendominasi atasan perempuan.

Namun, pada 2015 tim peneliti menemukan warna biru, sian, merah, dan warna kombinasi lebih populer ketimbang tiga warna tersebut. Untuk bawahan, warna biru dan ungu menjadi warna yang paling digandrungi.

Hasil kerja dari mesin fesyen terbukti pada musim panas ini. Orang-orang memilih mengenakan baju berwarna terang untuk atasan dan warna yang lebih gelap sebagai bawahan.

"Alasan kuat mengapa orang memilih warna terang saat musim panas karena pakaian berwarna terang tidak menyerap panas, selain itu warna terang membuat seseorang terlihat lebih simpel dan sejuk meski matahari bersinar terik," tulis tim peneliti dalam jurnalnya.

Tim peneliti tersebut masih akan mengembangkan hasil temuannya di masa yang akan datang. Menurut mereka akan lebih baik lagi jika mesin dapat memberi saran yang lebih menyeluruh. Misalnya, gaya berpakaian apa yang cocok untuk seseorang disertai rekomendasi produk. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement