Jumat 14 Aug 2015 20:10 WIB

Kualitas Acara Televisi Indonesia Masih di Bawah Rata-Rata

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Hazliansyah
Komisi Penyiaran Indonesia
Komisi Penyiaran Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara televisi di Indonesia memiliki kualitas program siaran yang belum sesuai harapan. Hal ini diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan Komisi Penyiaran Indonesia, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) dan sembilan Perguruan Tinggi Negeri di 9 Kota yang telah melakukan Indeks Kualitas Program Siaran Televisi 2015.

"Dua kali publikasi hasil survei yang dilakukan KPI selama Maret-April dan Mei-Juni. Dari 9.000 program acara masih memiliki kualitas di bawah rata-rata yang ditetapkan KPI yakni nilai 4 untuk program yang memiliki kualitas baik," ujar Ketua KPI KPI Pusat Judhariksawan dalam siaran pers yang diterima //ROL//, Jumat (14/8). 

Pada survei pertama (Maret-April 2015), indeks yang didapat 3,25 dan pada survei kedua (Mei-Juni 2015) indeks kualitas program televisi sebesar 3,27.

Kualitas siaran dari lembaga penyiaran saat ini sudah menjadi keprihatinan semua pihak. Ia pun mengapresiasi pidato Presiden RI Joko Widodo pagi tadi yang 'menyentil' peran media penyiaran. 

"Ini memang menjadi keprihatinan bersama," kata dia. 

Selama ini KPI terus mengingatkan lembaga penyiaran agar mengubah paradigmanya, tidak hanya mengedepankan komersialisasi dan mengabaikan kualitas isi siaran.

Tujuan penyiaran dalam perundangan adalah untuk memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia. 

Selain itu, penyiaran juga berfungsi sebagai medium bagi publik yang informatif, edukatif, pengawasan, hiburan yang sehat, sebagi perekat sosial/empati sosial, dan menjaga nilai-nilai kebudayaan berbangsa dan bernegara.

Selama ini, menurut Judha, lembaga penyiaran diarahkan oleh hasil rating yang sering kali terbaiknya tidak mencerminkan kualitas yang diinginkan. Ia berharap pidato kenegaraan Presiden dan momentum 70 tahun kemerdekaan Indonesia bisa menumbuhkan kesadaran semua pihak, terutama para stakeholder, lembaga penyiaran, Production House (PH), dan kalangan periklanan untuk senantiasa menggunakan penyiaran yang sebesar-besarnya dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement