Rabu 12 Aug 2015 18:03 WIB

Mengintip Ruang Tamu Lesehan Bupati Purwakarta

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Hazliansyah
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Sebagian pejabat publik mungkin enggan jika kediamanya dapat dengan bebas disambangi masyarakat. Tetapi, berbeda dengan Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kepala daerah yang doyan mengenakan ikat kepala ini justru memberi kelonggaran bagi masyarakat untuk bertandang ke rumah dinasnya di Jl Gandanegara No 1 Purwakarta. Salah satunya ruang tamu dengan konsep lesehan yang terbuka 24 jam bagi masyarakat.

"Rumah dinas ini, tidak dijaga ketat. Siapa saja boleh bertandang. Asalkan, punya niat dan maksud yang baik," ujar Dedi, kepada Republika Online (ROL), Rabu (12/8).

Dari sekian ruangan yang ada di rumah dinas bernuansa putih ini, ada satu ruangan yang jadi favorit. Yaitu, ruang tamu yang berada di samping kiri rumah tersebut.

Ruang tamu ini sederhana sebenarnya. Konsepnya lesehan. Jadi, antara tamu dengan bupati bisa duduk sejajar di atas karpet berwana coklat dan merah marun, tanpa ada sekat pembatas.

Menjadikan ruang tamu dengan konsep lesehan dikatakan Dedi supaya bisa sama rata sama rasa, tak ada perbedaan antara masyarakat biasa serta kalangan elit.

Juga supaya suasana kekeluargaan terbangun, tidak kaku ataupun formal. Tapi, yang paling penting, dengan duduk lesehan ini bisa melihat kesehatan seseorang. Sebab, orang yang sehat kata dia akan bisa duduk tegak dengan kaki dilipat (sila) selama berjam-jam.

"Jadi, duduk lesehan ini kabarnya jauh lebih sehat ketimbang duduk di sofa," ujar Dedi.

Karena itu dirinya ingin ruangan ini jadi favorit. Tamu siapapun, baik itu petinggi maupun masyarakat awam, akan diterima dalam ruangan yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement