Kamis 16 Jul 2015 08:28 WIB

72 Musim di Jepang dalam Bentuk Permen Tradisional

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
72 Musim di Jepang dalam bentuk permen
Foto: Rocketnews24
72 Musim di Jepang dalam bentuk permen

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kita semua tahu bahwa negara biasanya memiliki dua musim atau empat musim dalam setahun. Tapi tidak begitu bagi Jepang, sebenarnya ada 72 musim di negeri Sakura ini.

Jepang, sudah terkenal dengan budaya makanan lezat. Begitu banyak jenis makanannya sehingga sudah dia akui oleh UNESCO sebagai perwujudan warisan budaya. Sementara teh dan sake Jepang sudah dikenal seluruh dunia, tampaknya permen tradisional Jepang begitu tertinggal jauh.

Dilansir dari Rocketnews24 Kamis (16/7) sebuah proyek ambisius oleh pembuat kue Jepang bertujuan untuk menampilkan 72 musim dengan permen tradisional Jepang. Satu musim akan diwakili oleh satu permen tradisonal bernama wagashi. Hasilnya pasti mengagumkan, penuh warna dan pastinya manis di mulut.

Hal ini didasari karena keperihatinan Chikara Mizukami melihat banyaknya toko manis tradisional yang gulung tikar. Ia khawatir bahwa seni permen tradisional Jepang akan ikut menghilang pula dengan menurunnya toko manis. Chikara Mizukami telah menetapkan misi untuk menghidupkan kembali dan memberikan kepada dunia pesona dan keindahan permen tradisional Jepang.

Mizukami menjalankan sebuah toko permen tradisional Jepang yang terkenal, Ikkoan di Koishikawa, Tokyo. Selain itu ia sering memegang lokakarya di luar negeri seputar keahliannya itu.

Sebagai salah satu patissiers tradisional Jepang yang paling sukses dan terkenal, ia berharap untuk mengajarkan pada dunia tentang budaya dan seni dari permen tradisional Jepang melalui proyek buku berdasarkan 72 musim Jepang.

Konsep 72 musim, dikenal di Jepang sebagai Shichijuuni-ko, memiliki asal-usul dalam sebuah sistem Cina kuno. Di mana setiap musim memiliki subdivisi lebih lanjut.

Hal itu yang membuat musim yang berbeda terjadi setiap lima hari atau lebih. Setiap musim mengalami perubahan halus dalam cuaca dan alam (flora dan fauna).

Itu semua sangat puitis, begitu alami dan Jepang kemudian mengadopsi sistem ini juga. Contoh musim meliputi: kembalinya angsa ke provinsi utara dan kebangkitan katak dari hibernasi di awal musim semi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement