Rabu 24 Jun 2015 15:14 WIB

Innalillahi, Pendiri JNE Soeprapto Suparno Meninggal Dunia

Pendiri JNE H Soeprapto Suparno.
Foto: Ist
Pendiri JNE H Soeprapto Suparno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajemen dan seluruh karyawan JNE merasakan kehilangan yang sangat mendalam atas meninggalnya pendiri dan pemimpin JNE, H. Soeprapto Suparno pada Rabu (24/6). CEO Group JNE Abdul Rahim Tahir, mewakili segenap keluarga besar JNE mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya merasa sangat kehilangan.

“Kami sangat berduka atas kepergian seorang ayah, pendiri dan pemimpin dari JNE yaitu Bapak H. Soeprapto Suparno. Semoga seluruh amal kebaikan yang beliau lakukan diterima serta beliau ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah SWT,” ujarnya dalam siaran pers kepada Republika Online.

Soeprapto lahir di Gunung Menumbing, Mentok, Bangka, Provinsi Bangka Belitung pada 7 Juli 1934. Rahim mengatakan, almarmun meninggal pada usia 81 tahun. Sebelum berpulang, kata dia, Soeprapto dirawat di Rumah Sakit VU Medisch Centrum Amsterdam Belanda, untuk menjalani perawatan kurang lebih sebulan.

Pada akhir hidupnya, H. Soeprapto Suparno meninggalkan seorang istri, 6 orang anak dan 12 orang cucu. "Selamat jalan Pak Prapto… Jasa dan kebaikan hatimu akan selalu ada di sanubari kami," ujar Rahim.

Dia menyatakan, semasa hidupnya, beliau yang dikenal sebagai sosok dengan sifat yang bersahaja dan senang berbagi kepada sesama, yang merupakan panutan sekaligus orang yang menanamkan prinsip-prinsip dalam budaya kerja seluruh karyawan JNE. Visi dari pria yang akrab disapa Pak Prapto itu, kata dia, selalu menyambung silaturahim dan mengantarkan kebahagiaan.

Salah satu tindakan dan pemikirannya yang berpengaruh besar terhadap kemajuan perusahaan, ungkap dia, adalah ketika Indonesia sedang dilanda krisis moneter pada tahun 1998.

"Tahun di mana terjadi pemutusan hubungan kerja besar-besaran karena keadaaan ekonomi Negara yang sangat lemah, tidak serta merta membuat beliau turut mem-PHK karyawannya. Sebaliknya, saat itu Pak Prapto malah membagikan beras kepada seluruh karyawan karena khawatir dengan karyawan JNE yang juga terkena dampak ekonomi nasional," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement