REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musik sebagai salah satu bentuk seni memiliki berbagai unsur di dalamnya. Mulai dari lirik, nada, tempo, juga harmonisasi. Dengan berbagai unsur itu tak pelak membuat musik kerap dijadikan inspirasi.
Hal itu pula yang dirasakan Andra Semesta, seorang pelukis yang menggantungkan ide sekaligus inspirasinya dari alunan musik. Lelaki lulusan Wimbledon College of The Arts, London, Inggris, ini memvisualisasikan beragam unsur di dalam musik ke atas kanvas bulat.
"Bisa dibilang abstrak, semi abstrak, sebenarnya tidak terlalu terikat. Saya hanya melukiskan apa yang saya rasakan pada musik, melukiskan yang saya mau," ujar Andra saat berbincang saat membuka pameran karya-karyanya bertajuk "Visualisasi Musik Andra Semesta: Mandala" di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.
Pria kelahiran 28 April 1991 ini mengatakan tidak ada pattern khusus daam melukis. Ia tidak pernah membatasi diri. Yang ia lakukan hanyalah benar-benar masuk ke dalam lagu dan menuangkanya ke atas kanvas.
"Saya lebih mendengarkan musik, warna yang saya ambil saya tuangkan aja," kata Andra. "Terkadang kalau musiknya keras, begitu juga yang saya lakukan ke kanvas. Saya serang kanvas lebih keras," kata dia.
Andra mengatakan sudah melakukan gaya melukisnya ini sejak tahun 2010. Diawali dengan lukisan yang ia buat seraya mendengarkan Album milik Weezer, Pinkerton.
"Saya suka musik, dan saya pikir kenapa nggak melukis sambil dengerin musik. Penasaran keluarnya seperti gimana, ternyata efektif juga," kata dia.
Hingga kini Andra telah melakukannya di lebih dari 40 lukisan. Diantaranya adalah "Neutral Milk Hotel's in The Aeroplane Over The Sea" yang ia buat ketika mendengarkan album Neutral Milk Hotel, Album Pink Floyd 'The Piper At The Gates of Dawn', album Bright Eyes “The People’s Key”, Bob Dylan di album Bob Dylan “Highway 61 Revisited” dan lainnya.
"Visualisasi Musik Andra Semesta: Mandala" sendiri telah dimulai sejak Jumat (22/5) hingga (29/5) mendatang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
