REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Siapa yang tidak tahu Tembok Raksasa Cina yang membentang sepanjang 8.851 kilometer? Bangunan yang termasuk dalam keajaiban dunia tersebut sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu dan melewati beberapa dinasti.
Tembok Raksasa telah mengalami beberapa kali renovasi, dan yang terakhir dilakukan pada masa Dinasti Ming, sekitar 600 tahun yang lalu. Selama itu tidak pernah sekalipun Tembok Cina runtuh.
Fenomena tersebut kemudian menarik peneliti dan ilmuwan dari Cina untuk mencari tahu konstruksi bangunan yang digunakan sehingga Tembok Cina dapat berdiri kokoh hingga sekarang.
Dr Zhang Bingjian, seorang pakar kimia dari Universitas Zhejiang, menyimpulkan, rahasianya terletak pada bahan yang digunakan sebagai perekat campuran semen. Yang mengejutkan, ternyata campuran komponen yang ditambahkan ke dalam semen adalah ketan.
"Campuran perekat semen kuno tersebut terdiri dari semacam campuran khusus organik dan anorganik. Komponen organik, amilopektin, berasal dari bubur ketan yang ditambahkan ke dalam campuran semen," ujar Dr Zhang dalam jurnal American Chemical Society seperti dilansir dari Telegraph, Selasa (12/5).
Komponen anorganiknya adalah kalsium karbonat dan komponen organiknya adalah amilopektin yang berasal dari ketan. Amilopektin membantu menciptakan mikrostruktur padat, menjadikan Tembok Cina lebih stabil serta memiliki kekuatan mekanis yang lebih besar.
Dr Zhang mengatakan, penggunaan ketan yang merupakan bahan makanan pokok Asia Timur, merupakan salah satu inovasi tekhnis terbesar pada saat itu. Penggunaan ketan tersebut juga membantu pembangunan pagoda dan kuil pada masa itu.