Kamis 23 Apr 2015 22:59 WIB

Sutradara Lucky Kuswandi Angkat Isu Seksual di Film Terbarunya

Sutradara Lucky Kuswandi
Foto: IST
Sutradara Lucky Kuswandi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Film yang mengangkat isu seksual dianggap masih tabu di Indonesia. Tetapi sutradara Lucky Kuswandi berani menabrak pendapat itu dengan mengangkat isu seksual di film besutan terbarunya, 'The Fox Exploits the Tiger's Might'.

"Isu seksual memang hal yang ingin kami sampaikan kepada publik, kami ingin mencairkan bahasan yang masih dianggap tabu masyarakat Indonesia dan mendiskusikannya bersama," kata produser film Tunggal Pawestri setelah pemutaran film di Institut Prancis di Indonesia (IFI) di Jakarta, Kamis (23/4).

Menurut Tunggal, isu seksual harus diangkat dan dijadikan bahasan yang biasa di Indonesia. Sebab ketabuan mengenai seksual akan menimbulkan beberapa masalah. Ia mencontohkan masalah yang ditimbulkan akibat tabunya membicarakan isu seksual adalah tidak diusutnya masalah kekerasan seksual karena keengganan membicarakan masalah seksual.

"Akibat isu seks ditabukan, kekerasan seksual jadi dipinggirkan dan bukan jadi pembicaraan luas. Banyak kasus kekerasan yang tidak diusut dan memilih didiamkan," ujar dia.

Manajer Program Pemberdayaan Perempuan, Hak Seksual dan Keberagaman Hivos di Asia Tenggara itu menilai seks seharusnya dibicarakan secara positif untuk menghindari masalah kesehatan yang berkaitan dengan seks. "HIV menyebar salah satunya karena kurang pengetahuan dan pendidikan mengenai seks," kata dia.

Untuk mengubah budaya tabunya isu seks, ia berpendapat film bisa menjadi medium untuk berdiskusi tentang hal tersebut. Film 'The Fox Exploits the Tiger's Might' yang dibintangi Atreyu Artax Moniaga, Kemas Fauzan, Stefanny Marcelina Sugiharto, Christine Harsojo, Haris Zuhri, dan Surya Saputra merupakan produksi kerja sama Babi Buta Film dengan Hivos Asia Hub dan Yayasan Cipta Citra Indonesia.

Film yang terpilih sebagai salah satu film pendek yang berkompetisi dalam Semaine de la Critique atau Pekan Kritik dalam Festival Film Cannes 2015 itu dinilai salah satu komite Pekan Kritik Fabien Gaffez, "bermain-main antara permainan yang menikmatkan dengan kenikmatan yang jalang".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement