REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain harpa Maya Hasan berpendapat perempuan masa kini harus bisa mandiri tanpa melupakan sisi feminin mereka.
"Sosok perempuan itu tidak boleh hilang. Keibuan, feminin yang bisa mengayomi, mendukung dan mendidik," kata Maya kepada Antara News saat ditemui usai peresmian Sekolah Musik Tradisional Gratis di Jakarta pekan lalu.
Musisi kelahiran Hong Kong 43 tahun silam itu mengaku dirinya ingin menjadi sosok perempuan yang kuat namun tetap lembut. Meski kini perempuan dapat melakukan banyak hal yang sama seperti kaum Adam, bukan berarti sisi kewanitaannya harus terkikis.
"Analoginya, perempuan zaman sekarang harus bisa ganti ban mobil tapi tetap pakai kebaya," imbuh musisi yang menimba ilmu harpa di Willamette University, Salem, Oregon, Amerika Serikat.
Pemusik yang berkolaborasi dengan Band Padi dalam "Kasih Tak Sampai" itu mengatakan perempuan mengemban tugas yang berat. Seorang perempuan yang telah berkeluarga dan sibuk berkarir tentunya memiliki tugas ganda, yaitu di luar dan di dalam rumah. Namun, ibu dari tiga anak itu yakin Tuhan menciptakan perempuan sebagai sosok yang kuat dan mampu menghadapi itu semua.
"Bila kita menyadarinya, kita tidak akan mengeluhkan tugas-tugas yang banyak," imbuh pendiri Maya Hasan Harp Centre itu.