Rabu 15 Apr 2015 00:01 WIB

'Blue Energy', Hipotesa atau Beneran?

Dr. Heather Willauer dari NRL menjelaskan teknologi berbahan bakar air
Foto: Mail Online
Dr. Heather Willauer dari NRL menjelaskan teknologi berbahan bakar air

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Mungkin masih ada yang ingat mistery 'blue energy' yang pernah menjadi isu politik nasional.

Teknologi biru disebut menjadikan air sebagai bahan bakar sehingga akan menghasilkan energi murah meriah bagi bangsa manusia.

Tapi banyak yang skeptis dengan teknologi tersebut, beberapa inovator seperti Joko Suprapto, Dr Ghulam Sarwar dari Pakistan, Agha Waqar Ahmad atau Charles H. Garrett disebut hanya 'tukang klaim' alias hoax. (Baca: Dengan Teknologi Ini, Iran Diklaim Tundukkan 'Drone' AS)

Tapi ada juga yang berpendapat bahwa air dapat dijadikan bahan bakar dengan teknologi tertentu, sehingga topik ini sering berada antara isu hoax dengan kerahasiaan teknologi.

Russia Today, pada April 2014, melaporkan bahwa Angkatan Laut Amerika Serikat sudah menemukan teknologi yang mampu menjadikan air laut sebagai bahan bakar untuk kapal-kapal perang mereka.

Teknologi itu sedang dikaji oleh US Naval Research Laboratory’s (NRL) Materials Science and Technology Division, dan sudah diaplikasikan pada kapal berukuran kecil. Butuh penelitian 15 tahun untuk membuatnya dapat diaplikasikan untuk kapal ukuran besar.

Mail Online menjelaskan bahwa teknologi ini akan menjadi 'game changer' karena ketergantungan AS kepada bahan bakar fosil akan semakin berkurang.

Teknologi AL AS ini melengkapai teknologi mobil Quant dengan e-Sportlimousine-nya yang diklaim digerakkan dengan air laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement