REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan meresmikan Pasar Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon, Selasa (14/4). Pasar itupun akan diproyeksikan sebagai sentra batik Jabar.
''Sejak lama Trusmi dikenal sebagai sentra batik Cirebon. Kedepan, Trusmi harus dikenal sebagai sentra batik Jabar,'' ujar gubernur yang akrab disapa Aher. Aher mengakui, di berbagai daerah lain di Jabar telah memiliki pusat batik khas masing-masing. Namun, dia menilai, Pasar Batik Trusmi merupakan pusat batik yang terbesar dibandingkan lainnya.
Aher menambahkan, dari sisi sejarah, Trusmi merupakan sentra batik tertua dan terbesar di Jabar. Dia menyatakan, Pemprov Jabar akan terus mendorong perkembangannya. Pasar Batik Trusmi saat ini terdiri dari 154 kios yang diperuntukkan bagi pengrajin batik kecil. Pembangunan pasar itu menelan anggaran sekitar Rp 10 miliar, yang berasal dari bantuan gubernur pada 2011 sebesar Rp 6 miliar dan sisanya dari APBD Kabupaten Cirebon 2014.
Aher pun menginstruksikan bupati Cirebon untuk memastikan para pemilik kios di pasar tersebut merupakan pengrajin kecil. Dalam kesempatan itu, Aher juga menyetujui rencana pembangunan Pasar Batik Trusmi tahap kedua. Dia pun berjanji akan kembali mengucurkan dana dari APBD Provinsi Jabar.
''Bikin kios lebih banyak dengan desain pasar yang membuat pengunjung keliling ke semua lokasi. Tapi jangan lupa, bangun juga masjid (di kompleks pasar),'' tegas Aher.
Sementara, Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadi Sastra, optimistis kehadiran Pasar Batik Trusmi bisa memperluas lapangan kerja dan meningkatkan daya tarik investasi. Sunjaya menjelaskan, saat ini ada sekitar 530 unit usaha batik se-Kabupaten Cirebon dengan nilai produksi kurang lebih Rp 80 miliar. Usaha itupun berhasil menyerap tenaga kerja sekitar 4.000 orang.