Ahad 08 Mar 2015 14:24 WIB

Memahami Agama Lewat Kata

Cover buku 'Ensiklopedi Religi'
Cover buku 'Ensiklopedi Religi'

REPUBLIKA.CO.ID,

Judul          : Ensiklopedi Religi, Kata-kata Serapan Asing Arab-Indonesia

Penulis       : Nasiruddin Zuhdi

Halaman     : 422 halaman

Ide menulis buku bisa datang dari mana saja. Berawal dari sebuah pertanyaan sang cucu, “Eyang memangnya kata “almari”, “gapura”, dan “kursi” itu berasal dari bahasa Arab, ya?”, muncullah gagasan menyusun buku ini.

Kata-kata yang ditanyakan sang cucu masuk dalam kategori kata-kata serapan asing dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Arab. Dan memang kalau kita amati dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak, sebagian besar kita terbiasa mengucapkan atau menggunakan kata-kata serapan asing. Tak hanya dari bahasa Arab, ada juga yang berasal dari bahasa Inggris, Belanda, Cina, Jerman, dan lainnya.

Nah, dibandingkan dengan bahasa lain, jumlah serapan bahasa Arab lebih banyak. Ada ribuan jumlahnya. Mungkin ada yang bertanya, mengapa jumlah serapan bahasa Arab bisa lebih banyak? Kenapa bukan bahasa Belanda yang lebih lama menjajah bangsa Indonesia? Kalau kita menengok negara tetangga kita, Malaysia, negeri yang pernah dijajah Inggris ini banyak menggunakan bahasa Inggris dalam kesehariannya dibandingkan bahasa Melayu.

Inilah uniknya bangsa Indonesia. Bangsa Belanda yang menjajah Indonesia selama kurang 350 tahun, ternyata tak mampu menjadikan bangsa ini menggunakan bahasa mereka. Sebaliknya, bangsa Arab yang tak pernah menjajah Indonesia, justru di negeri ini bahasanya banyak dipakai.  

Bila mengacu pada jumlah penganut agama Islam di negeri yang yang mencapai 88 %, maka banyaknya kata serapan dari bahasa Arab bisa dipahami. Oleh karena itu, upaya penulis meramu dan merangkum kata-kata serapan yang berasal dari bahasa Arab tentu saja sejalan dengan konteks masyarakatnya.

Di buku setebal 422 halaman ini, kita akan menemukan setiap entri (lema) diberi penjelasan lebih lengkap. Lebih dari sekadar asal usul kata dan maknanya, penulis juga menambahkan informasi-informasi yang terkait dengan setiap lema. Misalnya, ketika menjelaskan kata “aib”, setelah menjelaskan asal usul katanya yang berasal dari kata “aibun”, penulis mengutip sebuah hadis, “Orang yang menutupi aib orang lain di dunia, kelak pada hari Kiamat, Allah akan menutupi aibnya.”

Contoh lainnya, saat menguraikan kata “hijab” yang berasal dari kata “hajaba”-“yahjubu”-“hijâba”, dalam penjelasannya penulis mengaitkannya dengan fiqih waris. Dimana dalam pembagian waris dikenal istilah “hijab” yang berarti penghalang seseorang menerima harta pusaka karena adanya ahli waris yang lebih dekat.

Mungkin atas dasar itulah, penyusun menamai bukunya ensiklopedi religi, bukan kamus kata serapan. Bukan semata menjelaskan asal katanya, juga disampaikan beragam informasi terkait dengan setiap kata yang di buku ini baru sampai di kata berawalan huruf “k”. Sehingga ketika membaca buku ini, bukan semata pengetahuan bahasanya yang didapat, lebih dari itu wawasan keagamaannya pun ikut bertambah.

Insya Allah.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement