Kamis 26 Feb 2015 17:34 WIB

​Berpotensi Besar, Dewan Dukung Industri Fesyen dengan UU

Rep: Niken Paramita/ Red: Indira Rezkisari
Para tamu dan undangan berada didepan panggung saat pembukaan Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 di Balai Sidang Jakarta, Jakarta, Kamis (26/2). IFW 2015 menghadirkan 747 brand lokal, 230 desainer, 2.552 fashion outfit dan 32 pagelaran busana.
Foto: Republika/Prayogi
Para tamu dan undangan berada didepan panggung saat pembukaan Indonesia Fashion Week (IFW) 2015 di Balai Sidang Jakarta, Jakarta, Kamis (26/2). IFW 2015 menghadirkan 747 brand lokal, 230 desainer, 2.552 fashion outfit dan 32 pagelaran busana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Ketua DPD Irman Gusman mendorong kemajuan ekonomi kreatif terutama dalam industri pakaian atau fesyen. Menurutnya, industri mode dalam negeri memiliki potensi yang besar.

Fesyen dipandangnya memiliki kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia. “Industri apparel (pakaian) kita sekarang telah mengalami perputaran ekonomi mencapai Rp 300 triliun atau 30 persen dari total industri kreatif,” kata Irman Gusman dalam pembukaan Indonesia Fashion Week (IFW) di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (26/2).

Irman menambahkan, industri ini juga mampu menyerap empat juta tenaga kerja dengan nilai ekspor mencapai Rp 144 triliun per tahun.

Di tingkat legislatif, Irman mengatakan, dukungan terhadap industri fesyen diwujudkan dalam pengajuan rancangan Undang-Undang (RUU) Ekonomi Kreatif yang diajukan DPD kepada DPR. RUU ini masuk dalam program legislasi nasional (Prolegnas) 2015-2019.

IFW kembali digelar di JCC, Senayan, Jakarta, mulai 26 Februari hingga 1 Maret mendatang. Ajang mode tahunan ini kembali menghadirkan desainer-desainer muda berbakat Indonesia untuk menujukkan hasil karyanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement