REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Desember mendatang, usianya baru akan genap 18 tahun. Tetapi Diah Ayu Lestari, penyanyi jazz belia kelahiran Tangerang itu telah melakukan hal yang cukup membanggakan.
Melalui kegemarannya mengolah vokal, Diah melantunkan lagu-lagu tradisonal negeri ini dalam baluran jazz untuk diperkenalkannya kepada dunia. Mulai dari Belanda, Jerman dan beberapa negara Eropa pernah ia sambangi. Tetapi kedatangannya ke negara-negara tersebut bukan sekedar untuk plesiran, melainkan mengusung misi kebudayaan dari pemerintah Indonesia.
''Lewat jazz dan lagu tradisional inilah saya sudah beberapa kali manggung ke beberapa negara di Eropa. Respons orang-orang di sana sangat terkejut dengan repertoar yang saya bawakan,'' kata Diah saat berbincang kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/2).
Lantas sebagai wujud rasa syukurnya tersebut, Diah merangkum lagu-lagu tradisional itu lewat album yang diberinya tajuk Jazz Etnik. Di dalamnya ada Manuk Dadali, Suwe Ora Jamu, Cublak Cublak Suweng, Poco-poco, Jali-jali, Ondel-ondel hingga Ramai-ramai. Bahkan dari hasil pendengaran ROL, dalam beberapa repertoar itu terselip beragam instrumentasi yang menegukan genre dari album ini lebih lekat dengan genre world music.
Diah mengaku ada keinginannya untuk dapat memanggungkan karya-karya tersebut dengan alat musik tradisional. ''Rencananya itu ada tetapi semuanya tergantung dari sokongan semua pihak,'' kata wanita yang kini masih duduk sebagai pelajar kelas 2 di SMA Global Jaya ini.