Jumat 23 Jan 2015 10:49 WIB

Ulama NU Dilibatkan dalam Kupasan Ringkas Serial 'Abad Kejayaan'

Poster serial 'King Suleiman'
Foto: ist
Poster serial 'King Suleiman'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun televisi ANTV menghadirkan tampilan berbeda dalam serial "Abad Kejayaan" (sebelumnya berjudul King Suleiman).

Sejak episode 24 yang ditayangkan pada Kamis (22/1) kemarin, ditampilkan kupasan ringkas yang disampaikan oleh ulama PBNU yang diwakili Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama.

Pada tayangan kemarin, adalah Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Zakky Mubarak MA yang menyampaikan ulasan. Kupasan ditampilkan melalui filler penutup dan akan muncul berbeda pada tiap episodenya.

Kyai Zakki mengatakan, meski termasuk dalam serial fiksi, sebagian besar yang digambarkan dalam serial "Abad Kejayaan" adalah apa yang terjadi pada sejarah perjalanan Islam di dunia.

"Ya itulah salah satu peradaban dan kerajaan Islam di belahan dunia mana pun. Silakan pelajari sejarah Islam dunia secara menyeluruh,” kata dia.

Menurutnya, tidak hanya di Turki, di Arab Saudi saja setelah era Khulafaur Rasyidin pemerintahan Islam berubah menjadi kerjaan. Kekuasaan diwariskan secara turun-temurun.

Ulama kelahiran Cirebon, 20 Februari 1950 itu juga menambahkan bahwa fenomena perbudakan, selir, raja punya banyak wanita pendamping, adalah sesuatu yang wajar pada banyak kerajaan, termasuk kerajaan Islam. “Jangan dikaitkan atau melihatnya dengan kacamata zaman sekarang,” tandasnya.

Kyai Zakky juga mengimbau kepada pihak-pihak yang merasa berkeberatan dengan “Abad Kejayaan” agar melihatnya dari sisi karya seni yang selalu dibumbui berbagai hal agar menarik perhatian.

Selain respon dari ulama NU, Korps Muballigh Jakarta (KMJ) yang sempat meminta penjelasan ANTV juga merespon positif upaya ANTV dalam membenahi dan mengawasi programnya melalui swa-sensor (self censorship) visual, dialog, dan adegan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia.

“Dari penjelasan tersebut, kami menilai manajemen telah berusaha melakukan segala hal yang diperlukan agar tayangan ini sesuai dengan nilai-nilai pemirsa di Indonesia,” ujar Ketua Umum KMJ Kyai Muhammad Shobari.

Kendati demikian, lanjut Shobari, KMJ berharap ANTV ke depan tetap lebih berhati-hati dalam memilih dan menayangkan program untuk ditayangkan. Sebaiknya ada pengawasan yang ketat bagi tiap program sebelum ditayangkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement