REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Lima Sineas muda mendapatkan penghargaan karena berhasil memenangkan dalam ajang Anti Corruption Film Festival (ACFFest) 2014. Festival ini dalam rangka memperingati Hari Anti Korupsi Internasional yang jatuh pada 9 Desember.
Kelima Sines tersebut yaitu dengan judul Ijolan sutradaran Eka Susilawati dari Purbalingga. Eka Susilawati keluar sebagai juara dalam kategori film fiksi pendek pelajar. Kemudian, Sutradara Mulyantojoyo dari Depok dengan judul film Jumrah berhasil keluar sebagai juara di kategori film fiksi pendek umum.
Selanjutnya, untuk film dokumenter pendek pelajar dimenangkan oleh Uli Retno Dewanti dari Purbalingga dengan judul film robohnya sekolah kami. Judul film Adit dan Sopo Jarwo-ojek payung bikin bingung dengan sutradara Ir Wardana Riza dari Jakarta keluar sebagai juara film kategori Animasi.
Kemudian yang terakhir kategori video citizen journalism dimenangkan oleh Nugroho Budi Santosa dari Purbalingga dengan judul film dilarang berjalan di trotoar. Kelima juara tersebut berhasil menyisihkan 27 peserta festival yang masuk nomitor dari 333 peserta keseluruhan.
Wakil ketua KPK Adnan Pandu Praja dalam sambutannya mengatakan, film merupakan media efektif untuk menanamkan semangat anti korupsi tumbuh pada generasi muda. Menurutnya, melalui film semangat anti korupsi akan mudah untuk diserap.
“Melalui film akan mendoktrin generasi muda bahwa korupsi adalah perilaku jahat,” ujar Adnan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (11/12) malam.
Dalam malam penganugerahan tersebut selain kepada kelima pemenang festival film juga diberikan penghargaan kepada film pilihan juri yaitu kepada Assidiq A. Manggala dari Makasaar. Dengan judul film Izah. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada Bowo Leksono dari Cinema Lovers Community dari Purbalingga sebagai insan penggerak komunitas film.