REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang Indonesia belum menyadari pentingnya memiliki perlindungan pribadi dalam bentuk asuransi. Setidaknya, bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga angka orang Indonesia yang secara pribadi memiliki asuransi nilainya sangat kecil.
Dalam paparan hasil survei mengenai 'Kesiapan Keluarga dalam Perencanaan Keuangan' yang dilakukan Prudential Indonesia bersama Nielsen Indonesia, Kamis (27/11), diketahui kalau rasio premi asuransi jiwa yang dibayarkan orang Indonesia terhadap PDB nilainya baru mencapai 1,6 persen. Nilai tersebut paling rendah bila dibandingkan dengan India (3,1 persen), Malaysia (3,2 persen), Thailand (3,8 persen), Singapura (4,4 persen), bahkan Hongkong yang mencapai 11,7 persen.
Data tersebut bisa diartikan kalau asuransi belum dipandang penting. ''Pengetahuan masyarakat Indonesia tentang asuransi memang sangat rendah. Asuransi sebatas dinilai sebagai proteksi kalau meninggal dan sakit,'' ujar Presiden Direktur Prudential Indonesia, Rinaldi Mudahar.
Dari 240 juta orang Indonesia, Rinaldi mengatakan tidak sampai lima persen diantaranya yang secara individu memiliki polis asuransi. Kebanyakan orang Indonesia memiliki asuransi karena dibelikan oleh kantor atau tempatnya bekerja.
Padahal, orang Indonesia sebenarnya memahami konsep pentingnya memiliki tujuan keuangan. Dari survei yang dilakukan Nielsen Indonesia terhadap 890 keluarga Indonesia di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Medan, diketahui kalau pendidikan anak menjadi tujuan keuangan utama keluarga. Survei tersebut juga melampirkan fakta kalau kebanyakan keluarga Indonesia lebih banyak memilih menabung sebagai sarana mencapai tujuan keuangan mereka.
Berdasarkan hasil survei, untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek, atau kebutuhan di bawah tiga tahun, sebanyak 95 persen memilih menabung. Hanya 13 persen yang memilih asuransi sebagai sarana mencapai tujuan keuangan jangka pendek.
Sedangkan untuk memenuhi tujuan keuangan jangka menengah atau diantara 3-5 tahun, tabungan tetap jadi primadona. Sebanyak 77 persen responden memilih tabungan. Hanya 15 persen yang memilih asuransi.