Rabu 26 Nov 2014 14:37 WIB

Sebelum Membeli Asuransi Jiwa, Perhatikan Dulu Ini (2)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Asuransi jiwa
Foto: credendaassociates.com
Asuransi jiwa

REPUBLIKA.CO.ID, Tidak semua orang membutuhkan asuransi jiwa. Supaya tidak salah membeli asuransi jiwa, ini dia tips yang disampaikan perencana keuangan OneShildt Financial Planning, Pandji Harsanto, khusus untuk ROL, Rabu (26/11).

3. Tahu berapa uang pertanggungan yang dibutuhkan

Banyak dari mereka yang membeli asuransi jiwa bukan berdasarkan dari berapa uang pertanggungan (UP) yang dibutuhkan tapi berdasarkan kesanggupan premi yang dibayar. Walaupun dasar kesanggupan premi tidak sepenuhnya salah, tapi alangkah bijaknya membeli asuransi berdasarkan UP yang dibutuhkan.

Perhitungan sederhananya adalah berapa jangka waktu usia anak yang terkecil sampai dengan selesai jenjang pendidikan terakhirnya atau sampai anak itu dapat mandiri. Misalnya, keluarga A memiliki anak usia yang terkecil usia 4 tahun dan penghasilan si pencari nafkah sebesar Rp 120 juta per tahun atau 10 juta per bulan.

Idealnya, hitungannya dari anak yang terkecil sampai ia selesai kuliah S2. Atau sampai usianya 24 tahun.

Maka untuk menjamin jika terjadi risiko pada si pencari nafkah selama 20 tahun, UP yang dibutuhkan adalah Rp 120 juta dikali 20 tahun sama dengan Rp 2,4 miliar. Itu sebabnya jika bicara UP bukan angka yang kecil cuma puluhan juta.

Sempat kaget juga jika ada yang punya penghasilan Rp 10 juta per bulan tapi nilai UP cuma Rp 150 juta, nilai ini tidak lebih mahal dari mobil yang dimiliki dan jika UP tersebut digunakan untuk menyambung hidup keluarga tersebut hanya 15 bulan (kurang dari dua tahun).

4. Tahu jangka waktu yang dibutuhkan

Bila kita sudah mengetahui berapa UP (nilai ekonomis) si pencari nafkah, maka perlu diketahui berapa jangka waktu yang diperlukan berdasarkan contoh yang di atas. Idealnya adalah selama 20 tahun keluarga A memiliki asuransi jiwa untuk pencari nafkahnya.

Jika pada saatnya anak terkecil berusia 24 tahun dan dapat mandiri, diharapkan keluarga A sudah mempunyai aset aktif yang cukup dan sudah punya passive income, maka sah saja jika pencari nafkahnya tidak melanjutkan membeli asuransi jiwa lagi.

5. Lebih murah dan manfaat lebih dengan asuransi jiwa berjangka

Yang sering jadi pertanyaan adalah penghasilan saya cuma Rp 10 juta per bulan, usia saya 35 tahun, dan saya membutuhkan UP sebesar Rp 2,4 miliar. Bagaimana saya bisa membayar premi asuransi jiwa yang memberikan manfaat UP sebesar Rp 2,4 Miliar untuk jangka waktu 20 tahun?

Jawabannya adalah sebelum membeli polis asuransi jiwa sebaiknya Anda membandingkan dari beberapa perusahaan asuransi untuk mendapatkan manfaat UP yang dibutuhkan, berapa premi yang harus di bayar. Untuk mendapatkan manfaat tersebut dengan premi yang murah maka Anda dapat membeli asuransi jiwa tradisional dengan jenis asuransi jiwa berjangka. Namun jika pilihannya berupa asuransi yang digabung dengan investasi (unit-link) maka biaya preminya akan menjadi lebih besar biasanya 3 kali lipat dari asuransi jiwa berjangka.

Akan lebih baik agar asuransi dan investasi menggunakan produk yang berbeda agar masing-masing mendapatkan manfaat yang maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement