REPUBLIKA.CO.ID, Kebaya adalah busana tradisional yang mencerminkan keanggunan, kearifan, dan kesahajaan perempuan Indonesia. Menurut Mien Rachman Uno, kebaya merupakan bagian dari perjalanan hidupnya.
Sejak usia lima tahun, ia selalu memperhatikan busana yang dikenakan ibunda tercinta, Siti Koersilah. Menurutnya, kebaya sang bunda kala itu terlihat begitu berbeda.
Begitu kuatnya karakter kebaya yang dikenakan ibundanya, ditambah kekaguman dan kecintaan Mien pada bundanya, membuat memori alam sadarnya terus terpupuk oleh keindahan kebaya. "Sejak SD saya selalu mengidamkan menggunakan kebaya," ujar perempuan kelahiran Indramayu, 23 Mei.
Sarjana Pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan Bandung ini mengatakan dalam bukunya bertajuk 'Kebayaku', kecintaan terhadap kebaya ini karena melihat keanggunan yang menawan, kearifan yang bersahaja, dan keelokan yang unik, tercermin kuat pada kebaya. "Hati ini ingin sekali melihat panutan diri dalam cermin memakai kebaya dan merasakan betapa anggunnya saya jika memakai kebaya," tambah ibunda Indra Cahya Uno dan Sandiaga Uno.
Kecintaannya terhadap kebaya terus berlanjut hingga SMP. Saat itu sekolahnya sering meminta murid-muridnya untuk menggunakan busana nasional dari berbagai suku di Tanah Air. "Dan betap beruntungnya saya mendapat kesempatan untuk memakai kebaya dengan padanan kain batik. Apa yang selama ini saya idamkan sejak kecil akhirnya terwujud. Saya memakai kebaya dan perasaan yang ada dihati saya sungguh luar biasa," tambahnya.
Saat melanjutkan pendidikan tinggi Mien sering menggunakan kebaya ketika menjadi pagar ayu pada acara kenegaraan. Dalam kesempatan itu, meski kebaya yang ia kenakan sangat klasik dan sederhana, ia berupaya menambahkan aksesori atau perhiasan yang serasi. Seperti menyembatkan bros, memakai seuntai kalung yang selaras atau sekedar menyematkan bunga anggrek yang warnanya serasi dengan warna kebaya.
Setelah menikah pun, Mien masih tetap cinta pada kebaya. Dalam setiap acara resmi atau nasional, tak pernah terbesit ragu dalam dirinya untuk mengenakan kebaya dengan kain batik, lengkap dengan penataan rambut bersanggul yang serasi. "Tak pernah rasanya saya merasa repot atau kewalahan jika memakai kebaya dalam acara seperti itu. Justru dengan kebaya saya merasa hidup saya dimudahkan," ujarnya.
Mudah, karena pakemnya sudah jelas dan ia hanya tinggal memainkan warna dan aksesorisnya saja agar terlihat lebih kini. Kebiasaan ini terus ia lakukan hingga detik ini.
Mien mengaku ia sampai saat ini masih jatuh cinta pada kebaya. Takkan pernah luntur.