REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akan ada aktivitas baru yang siap dilakoni musisi Yovie Widianto dalam beberapa waktu ke depan. Aktivitas itu adalah melakukan aksi semacam blusukan ke sejumlah desa di Indonesia untuk mendorong lahirnya para anak-anak muda kreatif.
Gawean baru ini dilakukannya melalui kerjasama dengan Kementerian Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi. Aktivitas Yovie tersebut terkait dengan akivitasnya sebagai pegiat di Pusat Studi Indonesia Cerdas.
''Sekarang ini masih ada 73 ribu desa di Indonesia yang bisa menggerakkan kreatifitas dalam lingkung kecil. Saya pernah berjalan ke kampung Cempluk di dekat Singosari Malang. Di sana saya melihat desa tersebut mampu mandiri tanpa memberatkan pemerintah. Tentunya ini akan lebih membanggakan kalau ada banyak kampung seperti Cempluk di Indonesia. Inilah yang akan saya lakukan ke depan,'' kata Yovie di Jakarta, Kamis (13/11) malam.
Yovie bersama organisasi yang didirikannya mengaku siap memberikan dukungannya kepada pemerintah untuk terus mengembangkan kebudayaan, kearifan lokal dan industri ekonomi kreatif menuju desa Mandiri. Ia berharap dalam lima tahun ke depan semua potensi di seluruh desa di Indonesia dapat dimaksimalkan kreatifitasnya.
"Untuk bisa membuat kita menjadi kompetitif dan mandiri, ini sangat penting bagaimana kita bisa mendorong agar desa-desa itu bisa memberdayakannya potensinya,'' kata pentolan grup band Kahitna ini.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, menyambut positif niat mulia dari Yovie. Ia menyebut rencana tersebut sangat sejalan dengan program Nawakerja kementerian.
Marwan menjelaskan pada tahun depan, pihaknya akan mengerjakan 9 gagasan yang terangkum dalam dua program utama, yakni gerakan desa mandiri dan penguatan kelembagaan di pedesaan. Di antara program itu adalah gerakan desa mandiri di 3500 desa disertai pendampingan dan penguatan kelembagaan aparatnya.
Selanjutnya lagi pencanangan 5.000 Badan Usaha Mulik Desa, pengucuran dana untuk koperasi dan UMKM di 5.000 desa dengan mengucurkan menggelontorkan anggaran Rp 1,4 miliar per desa secara bertahap. ''Kita juga merancang untuk membangun infrastruktur jalan di 3.500 desa menuju desa mandiri,'' ujarnya.