Selasa 11 Nov 2014 08:45 WIB

Ssttt, Film Ini Sisipkan Gerakan 30 September

 Soeharto dan G30S PKI
Soeharto dan G30S PKI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Film "Senyap" atau "Look of Silence" menghadirkan kisah nyata pengakuan korban dan pelaku dari konflik kelam kemanusiaan yang terjadi sesudah pemberontakan Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI).

"Pesan penting film karya Joshua Oppenheimer ini adalah jalan pengungkapan kebenaran dan rekonsiliasi konflik yang tidak mudah," kata Komisoner Komnas HAM Muhammad Nurkhoiron di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin.

Film tersebut mengambil latar belakang pembantaian massal 1965 oleh masyarakat di Sumatera Utara.

Dalam film dikisahkan pengakuan pelaku dan korban pembantaian orang yang terlibat dan diduga terlibat PKI.

Para pelaku pembunuhan massal mengaku melakukan penyiksaan dan pembantaian sebagai bagian dari upaya bela negara. Sementara itu, keluarga korban mengaku enggan mengingat masa lalu itu dan menguburnya dalam-dalam.

Kendati demikian, keluarga korban bercerita mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari masyarakat sekitarnya karena ada sanak famili yang dulu tersangkut atau diduga terlibat komunis. Keluarga korban juga menyatakan kesedihannya ketika anggota keluarganya ditangkap untuk kemudian disiksa dan dibunuh.

Salah satunya adalah ibu dari Ramli dan Adi Rukun yang dipanggil Mamak. Mamak menceritakan Ramli ditangkap warga desa untuk dibunuh karena diduga terlibat PKI. Ramli sempat disiksa hingga babak belur sampai ususnya terburai tapi masih hidup sampai dia dikembalikan ke rumah Mamak.

Selanjutnya, Ramli dijemput paksa lagi oleh warga untuk dibunuh dengan dalih penjemputan untuk diobati ke rumah sakit. Sementara itu, Mamak tahu jika alasan itu mengada-ada karena dia tahu jika Ramli akan dieksekusi oleh warga yang dikoordinir oleh militer saat itu.

Film "Senyap" sendiri tayang perdana di Indonesia pada 10 November 2014 di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki. Keberlangsungan film tentang HAM itu akan dilanjutkan dengan penayangan di 50 komunitas film hingga 10 Desember 2014 atau bertepatan dengan Hari HAM Internasional.

Penayangan itu merupakan bagian dari program "Indonesia Menonton Senyap" hasil kerja sama sejumlah pihak, termasuk Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Bagi masyarakat umum yang ingin menontonnya dapat minta "softcopy" film lewat laman www.filmsenyap.com.

Sutradara film "Senyap", Joshua mengatakan dirinya tidak sedang berupaya membela orang komunis tetapi lebih kepada membela setiap nyawa manusia yang dihilangkan secara paksa. Hak hidup manusia menurut dia tidak boleh dilanggar hanya karena memiliki ideologi yang tidak sejalan dengan pemerintahan yang berkuasa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement