Senin 10 Nov 2014 15:38 WIB
Keuangan

Ingin Nikah, Tapi Masih Boros?

Cincin kawin
Foto: prlog.org
Cincin kawin

REPUBLIKA.CO.ID, Halo Pak Hari ‘Soul’ Putra,

Saya Ummi Sobariyah karyawan swasta, kebetulan saat ini gaji saya Rp 5 juta dan akhir desember 2015 saya berencana menikah.  Saat ini saya punya utang Rp 500 ribu per bulan dan kebutuhan sehari-hari senilai Rp 1 juta.

Kira-kira cara menabung seperti apa yang cocok untuk saya? Apakah tabungan berjangka atau emas atau arisan saja pak?  Karena kebetulan saya orang yang mudah boros pak.  Mohon sarannya, terima kasih.

Ummi Sobariyah

Jawaban WF 19

Salam kenal Ummi Sobariyah.

Selamat Anda sudah merencanakan untuk menikah, artinya secara keuangan spiritual Anda akan menyempurnakan separuh agama yang konsekuensinya menyempurnakan sistem keuangan Anda.

Banyak yang belum menikah karena ketakutan akan keuangan di masa depan.  Padahal dengan menikah kita akan lebih memahami teknis dan tata kelola keuangan.  Minimal ketika ada masalah keuangan, Anda bisa berbagi dan mencari solusi kepada pasangan Anda. Bukankah pada dasarnya manusia butuh ‘teman curhat keuangan’ selain curhat kepada Allah SWT di setiap do’a-do’a kita.

Sebelum membahas cara menabung apa yang cocok buat Anda, akan saya bahas dahulu financial habit. Financial habit (kebiasaan keuangan) adalah sebuah kondisi yang awalnya berasal dari pola pikir atau paradigma kita sehari-hari terhadap uang.   Ketika Anda memandang uang adalah positif, maka hasilnya Insya Allah juga positif, pun begitu sebaliknya. Sekarang Anda bayangkan, ketika Anda akan menikah kepada orang yang juga boros, apa jadinya rumah tangga Anda? Bukan berarti boros itu tidak bisa diubah!

Boros adalah sebuah perilaku yang tertanam bertahun-tahun atau terus menerus dilakukan.  Artinya untuk mengubah perilaku ini juga diperlukan proses bertahun-tahun.  Tetapi kabar baiknya, perilaku yang telah tertanam bertahun-tahun ini bisa diubah hanya dengan keinginan yang sangat kuat dan disiplin yang tinggi.

Artinya tidak ada alasan untuk tidak mengubahnya, karena manusia diberi hati, pikiran, dan tindakan untuk menguasainya. Di mulai dari mana?

Dari  memiliki tujuan atau mimpi keuangan.

Dari mimpi keuangan inilah Anda bisa memilih untuk tetap boros seperti sekarang atau mau BERUBAH? Ketika Anda mau berubah, maka Anda tinggal mengurainya menjadi langkah-langkah strategis dan taktis. Misalnya Anda ingin memiliki mimpi keuangan, 'bisa membeli apa saja yang Anda mau'. Ternyata setelah didetailkan, Anda hanya ingin shopping setiap bulan, beli HP baru tiap setengah tahun dan punya dana cadangan untuk ‘menikmati’ acara shopping Anda.

Begitu Anda detailkan lagi, total semuanya tidak lebih Rp 25 juta per tahun.  Artinya Anda hanya cukup menyisihkan Rp 2 juta per bulan dalam SHOPPING ACCOUNT Anda. Jadi ketika Anda ingin menghabiskan uang gaji Anda, Anda akan ingat mimpi keuangan Anda. Disinilah SENI MENUNDA KEINGINAN Anda terapkan.

Ini yang harus Anda latih terus menerus, seperti menetesi air di batu karang, susah awalnya tetapi akan ada hasil jika Anda konsisten dan persisten.

Menjawab pertanyaan Anda, sumber biaya pernikahan (financial source) dan cara menabung apa yang bisa menyelesaikan masalah Anda?

Secara umum biaya pernikahan terbagi 3, yakni biaya pre event, in event dan post event. Setiap orang dan keluarga tentu punya harapan, tradisi dan gaya masing-masing untuk melaksanakannya.  Tetapi Anda bisa menjumlahkan semua pengeluaran dari awal hingga Anda selesai pesta pernikahan.

Misalnya saat ketemu angka, Rp 50 juta, Anda tinggal merincinya menjadi rencana aksi.

Caranya :

1.    Biaya pernikahan di Indonesia biasanya ditanggung orang tua kedua calon mempelai dengan porsi lebih besar ada pada si ‘Empunya Hajat’.  Maksudnya, bila pernikahan mengikuti adat keluarga mempelai wanita (atau diadakan di rumahnya), biasanya orangtuanyalah yang menjadi penyandang dana terbesar.  Begitupun sebaliknya, kecuali ada kesepakatan tertentu.

Siapapun ‘promotor’-nya, idealnya penyelenggaraan pernikahan tidak besar pasak dari pada tiang.  

2.    Yang tidak kalah pentingnya adalah setelah menikah, di mana Anda akan tinggal? Bagaimana transportasi Anda ke kantor? Apa saja kebutuhan rumah tangga? dan sebagainya.

Dari kedua hal krusial di atas, Anda perlu yang namanya ‘MARRIED ACCOUNT’ alias tabungan menikah. Dari sisi Anda, apakah nanti jadi menikah dengan calon pasangan Anda sekarang atau orang berbeda, yang tetap Anda lakukan mengubah kebiasaan boros Anda dan menyiapkan pola ‘mengerem boros keuangan’. 

Dengan cara apa :

1.    Selalu menyisihkan uang untuk di tabung dan diinvestasikan di awal ketika Anda menerima qaji.

2.    Dana yang sudah Anda bisa kunci, bisa Anda masukkan ke  deposito bank supaya Anda tidak tergoda untuk memakainya.

3.    Jika ingin mencicil, gunakan instrumen tabungan atau emas, atau kombinasi keduanya.  Cara ini memang sedikit merepotkan, namun lebih “aman” untuk jangka menengah.

4.    Arisan adalah salah satu cara ‘menabung’ untuk mengerem kebiasaan boros, walau imbal hasilnya secara value nilai uang yang akan Anda dapatkan menurun akibat adanya inflasi.

5.    Membeli reksa dana pendapatan tetap (RDPT) setiap bulan. Tapi, RDPT hanya disarankan bagi Anda yang memiliki dana tunai yang cukup di masa depan jika  hasil “parkir dana”  di RDPT tidak mencukupi untuk membiayai pesta pernikahan Anda. Karena Nilai Aktiva Bersih (NAB) RDPT  juga bisa  turun seperti instrumen investasi lainnya.

Selamat menjalankan rencana pernikahan Anda!

Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected]  SMS 0815 1999 4916.

twitter.com/h4r1soulputra

www.p3kcheckup.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement