REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai pendatang baru, Angela Nazar mengaku cukup beruntung. Ia berhasil mendapat cerita yang tidak biasa di kesempatan pertamanya bermain film.
Menurut wanita yang sebelumnya menjejak karier di Belanda ini, "Mantan Terindah" menyajikan cerita yang tidak mainstream.
"Jadi kelebihan film ini karena mengangkat cerita yang tidak normal atau yang biasa seperti film lainnya, melainkan ini unik, tidak mainstream. Berbeda dari film lain," ujar Angela Nazar saat berkunjung ke redaksi Republika di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Bahkan dari judulnya saja sudah terdengar unik. "Karena menggabungkan kata 'mantan' yang biasanya kita artikan bekas, sudah lalu, tidak diingat lagi, dengan kata 'terindah', jadi ini unik," kata dia.
Karena itu Angela yakin cerita film ini bisa diterima penonton, sebab menyangkut kehidupan yang jamak dialami banyak orang.
"Ceritanya juga relate dengan kehidupan banyak orang. Siapa sih yang nggak punya mantan," ujarnya.
Mantan terindah berkisah tentang seorang gadis bernama Nada (Karina Salim) yang memiliki kemampuan spesial, yakni melihat masa depan. Suatu ketika kakak lelakinya, Otto meninggal dunia. Nada kemudian merasa bersalah karena tak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan sang kakak meskipun memiliki kemampuan spesial tersebut.
Sejak saat itu Nada berusaha menjalani hidupnya seperti manusia biasa pada umumnya. Ia tak mau melihat, mendengar dan merasakan apa-apa yang tidak bisa dirasakan manusia pada umumnya. Tapi bagaimanapun juga kemampuan Nada sejatinya masih ada.
Suatu hari Nada bertemu dengan Genta (Edward Akbar), seorang musisi yang separuh hidupnya dihabiskan untuk mencapai cita-citanya menjadi musisi yang bermanfaat bagi banyak orang. Kehadiran sosok Genta membawa kembali sesuatu yang pernah hilang dari diri Nada. Hingga pada akhirnya muncullah benih-benih cinta di hati mereka.
Hubungan kedua anak manusia itu membawa Nada pada sebuah proses perjalanan mencari, menemukan dan akhirnya melepaskan. Nada sadar bahwa tak mungkin untuk bersama Genta selamanya. Hingga pada suatu titik dimana Nada harus memilih antara cinta dan takdir.