REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), Rhenald Kasali, menggugat mentalitas penumpang passenger yang meliputi banyak orang di Indonesia. Ia menyakini bahwa kaum muda harus bisa keluar dari perangkap mental penumpang bila ingin menggapai kesuksesan yang lebih besar.
Konsep penumpang passenger versus pengemudi driver yang dimaksud dalam buku berjudul "Self Driving: Menjadi Driver atau Passenger?" ini bukan sekadar orang yang bekerja sebagai sopir dan penumpang di dalam kendaraan. “Driver” adalah sikap hidup yang diambil 180 derajat berbeda dengan “passenger”.
"Menjadi “driver” berarti orang yang mengambil risiko, mengajak orang-orang untuk berkembang dan keluar dari tradisi menuju keadaan yang lebih baik," katanya, Kamis (23/10).
Merekalah yang melakukan pembaruan-pembaruan dan mengambil inisiatif dengan tetap welas asih. Mereka yang mengambil peran sebagai “driver” harus selalu waspada, kompeten, dan terasah oleh pengalaman dan pendidikan. Tapi, bagaimana bila menjadi pengemudi dan kendaraan yang Anda kendarai mengalami kecelakaan? Jangan-jangan nanti saya ditangkap polisi.
Faktanya memang jika ada kecelakaan mobil, penumpang tidak pernah ditangkap polisi. Selalu si sopir yang ditangkap dan “pasang badan” sebagai pertanggungjawaban.