Jumat 17 Oct 2014 14:08 WIB
Investasi

Tak Punya Uang Banyak? Berarti Reksadana Pilihan Investasinya

Reksa dana
Foto: beginnersinvest.com
Reksa dana

REPUBLIKA.CO.ID, Selain saham, ada satu lagi pilihan investasi yang sedang naik daun. Namanya, reksadana. Tak seperti saham yang membutuhkan pengetahuan luas, reksadana tergolong lebih mudah dipahami.

Liza Lavina, senior VP Schroders Investment Management Indonesia, mengatakan reksadana tak ubahnya jembatan bagi orang yang ingin berinvestasi. ''Buat orang yang ingin berinvestasi tapi tidak punya kemampuan menganalisa atau mengelola portofolio investasi,'' kata Liza, dalam kelas edukasi investasi bagi jurnalis, beberapa waktu lalu.

Reksadana tidak sama dengan saham. Bila saham mengharuskan investor memilih atau membeli satu macam saham saja, maka lewat reksadana investor bisa memiliki beberapa macam saham sekaligus instrumen pasar modal lainnya. Investor juga tidak perlu pusing memilih saham atau instrumen pasar modal mana yang paling baik, karena manajer investasi yang akan memilihkannya.

Dalam satu reksadana memang terdapat beberapa macam instrumen pasar modal, dengan komposisi yang berbeda-beda pula. Reksadana saham misalnya terdiri dari beberapa macam saham. Sedangkan reksadana campuran, pasar uang, dan pendapatan tetap terdiri beberapa instrumen pasar modal yang berbeda-beda pula.

Satu lagi yang membedakan reksadana dengan saham. Liza mengatakan, reksadana kini sangat terjangkau. ''Untuk beli saham harus beli minimal satu lot, yang isinya beberapa ratus lembar saham yang harga per satuan unitnya juga bisa ada yang sudah puluhan ribu rupiah. Sedangkan reksadana sekarang ada yang bisa dibeli dari Rp 100 ribu saja,'' katanya menerangkan.

Harga beli reksadana yang terjangkau itu membuat reksadana menjadi investasi primadona. Tak seperti saham apalagi properti dan emas yang harga belinya tinggi, tidak dibutuhkan modal awal yang besar untuk berinvestasi di reksadana.

Meski terjangkau, Liza mengingatkan reksadana juga memiliki risiko. Paham dulu aturan pembelian, termasuk risikonya, sebelum mulai berinvestasi di reksadana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement