REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu Negara Ani Yudhoyono berharap publik Indonesia tidak semata-mata bangga memiliki batik sebagai kekayaan budaya, namun juga memikirkan upaya pelestariannya agar dapat terus dinikmati generasi mendatang.
"Kebanggaan kita terhadap batik tidak boleh berhenti. Namun utamanya adalah bagaimana batik bisa diteruskan kepada generasi berikutnya," kata Ani Yudhoyono pada peringatan Hari Batik Nasional di Jakarta, Kamis (2/10).
Menurut dia, ada banyak cara untuk melestarikan batik, misalnya dengan memakai serta membantu mempromosikan batik, baik di dalam maupun luar negeri. Ia mengatakan pengguna batik di Indonesia meluas di semua lapisan masyarakat.
Semua pihak tidak terkecuali, katanya, harus turut menjaga batik selaku kekayaan budaya bangsa agar tidak diserobot dan diambil oleh pihak lain. "Saya tahu banyak kolektor batik," katanya.
Ia merujuk pada aneka jenis dan corak batik Indonesia sebagai yang terbanyak di dunia. Pada kesempatan itu, Ani Yudhoyono yang didampingi oleh Herawati Boediono mengaku mengenakan Batik Sido Mulyo yang artinya berharap sang pemakainya mendapat kemuliaan.
Ia menjelaskan batik di Indonesia memiliki beragam arti sehingga acapkali digunakan sebagai lambang budaya, status sosial, upacara adat, dan penyambutan tamu.
Ani kemudian mencontohkan pemakaian batik di keluarganya. "Cucu saya yang masih balita juga sudah sering menggunakan batik. Satu lembar batik bisa digunakan bertiga oleh ayahnya, ibunya, dan anaknya," katanya.
Ia menyatakan keinginan bahwa batik juga populer di kalangan anak-anak. Ia juga menyampaikan kebahagiaan melihat bagaimana batik dengan cepat berkembang di seluruh penjuru Indonesia, tidak hanya Jawa, namun hampir seluruh provinsi di Indonesia saat ini memiliki corak-corak batik sendiri.
Peringatan Hari Batik Nasional 2014 mengambil tema '"Sogan, Seni Batik Klasik'. Ketua Umum Yayasan Batik Indonesia (YBI) Yultin Ginanjar Kartasasmita dalam laporannya menjelaskan dengan tema tersebut, YBI ingin memopulerkan batik sogan, yaitu batik klasik dengan warna dominan cokelat yang pewarnaannya menggunakan batang kayu pohon soga.
Ia juga mengimbau publik untuk bersama-sama melindungi kekayaan corak batik Indonesia. "Perlindungan bagi para pembatik atas karya intelektualnya diatur melalui UU Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta yang bertujuan untuk mencegah terjadinya pemanfaatan budaya tradisional Indonesia, khususnya seni batik tradisional yang dilakukan oleh pihak asing yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Untuk memeriahkan acara tersebut, sejumlah perancang busana menampilkan karyanya yang dibuat dengan bahan dasar batik sogan.
Mereka antara lain adalah Oscar Lawalata, Barli Asmara, Era Soekamto, Didiet Maulana, dan Danar Hadi.