Kamis 02 Oct 2014 16:11 WIB
Hari Batik Nasional

Batik di Atas Botol Susu

Botol susu dengan motif batik rancangan Iwet Ramadhan yang diluncurkan bertepatan dengan hari batik nasional, Kamis (2/10).
Foto: dok Pigeon
Botol susu dengan motif batik rancangan Iwet Ramadhan yang diluncurkan bertepatan dengan hari batik nasional, Kamis (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Motif batik kian jamak ditemukan di berbagai produk. Tak hanya menjadi busana, aksesoris, tas, atau pajangan rumah, batik telah berpindah tempat hingga ke mesin kopi dan menjadi motif kasur.

Dalam rangka hari batik, Kamis (2/10), sebuah produsen botol susu dari Jepang meluncurkan botol yang berhiaskan motif batik. Seniman batik Iwet Ramadhan digandengnya sebagai pembuat motif batik.

Iwet mengaku tak pikir terlalu panjang saat menerima tawaran dari Pigeon. ''Kalau ingat botol susu saya teringat peran ibu, dan Sukarno mengatakan yang membesarkan bangsa ini adalah kaum ibu. Nabi Muhammad juga sangat memuliakan peran ibu,'' katanya.

Proses menuangkan batik ke atas botol susu ternyata tidak mudah. Iwet membutuhkan waktu hampir satu tahun untuk merampungkannya.

Beberapa kendala dihadapi. Mulai dari proses pemilihan motif batik, hingga pemilihan warna, dan tidak tersedianya alat untuk membatik di atas botol susu berbahan plastik.

Motif batik kupu-kupu, bangau, sulur, dan bunga seruni akhirnya jadi pilihan. Iwet menerangkan, kupu-kupu merupakan simbol cinta. Sedangkan bangau simbol pembawa kebahagiaan. Kedua motif itu diambilnya dari batik pesisiran, secara khusus batik sampek eng tay, dari sekitar Pekalongan.

''Urusan warna juga drama,'' kata Iwet seraya tertawa. Sebab, tak semua warna bisa diaplikasikan ke atas botol susu. Anis Dwinastiti, head of marketing Pigeon, mengatakan hanya yang masuk kategori food contact grade yang bisa dipakai. Artinya, warna tersebut harus aman bila terpegang bayi atau anak. Termasuk aman ketika botol melewati proses pembersihan dan steril menggunakan air panas.

Batik yang berasal dari kata 'tik' yang berarti titik-titik juga memberi kendala lain, karena perusahaan ini tidak memiliki alat untuk membatik di atas botol susu. Sementara Iwet bersikeras motif batik di atas botol susu itu harus memiliki titik-titik supaya bisa disebut batik.

''Akhirnya kami berkompromi, dibuatlah titik yang lebih besar pada motif batik, supaya tetap bisa disebut batik,'' kata Iwet. Botol dengan motif batik nantinya akan tersedia di seluruh pasar swalayan besar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement