Ahad 28 Sep 2014 07:16 WIB

Batu Fosil, Favorit Terbaru Para Kolektor

Batu Fosil Banten
Foto: disbudparbanten
Batu Fosil Banten

REPUBLIKA.CO.ID,SERANG--Produksi batu fosil kerajinan Provinsi Banten mendunia karena permintaan pasar kian tinggi.

"Permintaan konsumen batu fosil itu hampir seluruh dunia," kata petugas Promosi dan Kerja Sama Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Provinsi Banten Chandra, Sabtu (27/9).

Menurut dia, selama ini permintaan fosil untuk pasar mancanegara meningkat karena memiliki nilai seni tersendiri bagi kalangan mereka.  Kelebihan batu fosil Provinsi Banten, berasal dari aneka jenis pohon yang usianya berabad-abad tahun hingga menjadi bebatuan.

Bahkan, batu fosil pohon kampar dari Kabupaten Lebak, dijadikan koleksi di Kantor Kementerian Kehutanan Jakarta. Selain itu juga ada beberapa kolektor dari negara tertentu, seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, dan Jepang memesan dengan pengiriman paket.

Para perajin menjual ke luar negeri melalui agen perusahaan eksportir di Jakarta juga ada warga asing langsung membeli dengan mendatangi lokasi kerajinan.

Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan saat ini jumlah perajin batu fosil di daerah ini tercatat 16 unit usaha dan nilai investasi sekitar Rp15 miliar dengan produksi 4.125 ton per tahun.

Mereka perajin batu fosil tersebar di Kecamatan Sajira, Rangkasbitung, Cimarga, Maja, Cipanas dan Curugbitung. Warga setiap hari menjualnya ke sejumlah perajin dengan kisaran antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per kilogram.

"Saya kira batu fosil Banten itu memiliki keunggulan, selain memiliki seni cukup tinggi juga warnanya sangat alami serta usianya berabad-abad," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya telah membina perajin batu fosil yang tersebar di Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang dan Kabupaten Tangerang. Saat ini, jumlah pengusaha batu fosil tercatat 60 orang dan mereka terus meningkatkan produksi karena permintaan pasar dunia meningkat.

Mereka memasok batu fosil dalambentuk meubeler, seperti kursi, meja dan peralatan rumah tangga.

Pepen (45), perajin warga Cidengdong, Desa Sajira Timur, Lebak, mengaku banyak menerima permintaan batu fosil berbentuk kursi dan meja dari sejumlah negara.

"Mereka langsung mendatangi perajin batu fosil dan tidak melalui agen lagi, ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement